Bisnis.com, JAKARTA — Hari Bumi adalah hari internasional yang didedikasikan untuk planet. Hari bumi menarik perhatian terhadap lingkungan dan mempromosikan konservasi dan keberlanjutan.
Setiap tahun pada tanggal 22 April, sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia mengambil tindakan untuk meningkatkan kesadaran akan krisis iklim dan membawa perubahan perilaku untuk melindungi lingkungan.
Dikutip dari World Economic Forum, partisipasi dalam Hari Bumi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti menanam pohon dan memungut sampah. Hal ini sebagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
Kampanye Hari Bumi resmi bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan dan menyatukan masyarakat yang berpikiran sama untuk mengatasi masalah seperti penggundulan hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan lainnya.
Di tahun ini, tema Hari Bumi internasional yakni Our Power, Our Planet yang berarti menyerukan kepada orang-orang di seluruh dunia untuk bersatu mendukung energi terbarukan dan melipatgandakan pembangkitan listrik bersih global pada tahun 2030.
Pencapaian tujuan ini dipandang oleh para ahli sebagai hal yang penting untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius. Hari Bumi membutuhkan tindakan nyata untuk mendesak pada pemimpin dunia dalam mengatasi pemanasan global.
Baca Juga
Pasalnya, tanpa tindakan segera lebih lanjut untuk mengekang emisi gas rumah kaca, dunia akan mengalami suhu 3,2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri pada 2100. Tingkat pemanasan ini akan menjadi bencana bagi planet ini dan semua kehidupan di dalamnya termasuk manusia.
Dalam 1 dekade terakhir pada 2015-2024, bumi mencatatkan suhu hangat. Berdasarkan data Organisasi Meteorologi Dunia, tahun lalu kemungkinan merupakan tahun kalender pertama dengan suhu rerata global lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri atau sekitar 1,55 derajat Celcius di atas rata-rata tahun 1850-1900.
Laporan Risiko Global 2025 dari Forum Ekonomi Dunia menemukan risiko lingkungan mencakup setengah dari 10 risiko teratas selama 1 dekade ke depan, dengan peristiwa cuaca ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati, dan keruntuhan ekosistem serta perubahan kritis pada sistem Bumi menjadi tiga teratas.
Alam menjadi sekutu terbesar dalam memerangi krisis iklim dan telah memperlambat pemanasan global dengan menyerap 54% emisi karbon dioksida yang disebabkan manusia selama 10 tahun terakhir.
Namun, kehilangan hewan, spesies laut, tumbuhan, dan serangga pada tingkat yang belum pernah terjadi dalam 10 juta tahun. Ancaman dari aktivitas manusia terhadap produksi pangan dan penggunaan laut, infrastruktur, energi, dan pertambangan membahayakan sekitar 80% dari semua spesies yang terancam atau hampir terancam.
Hari Bumi telah menjadi pelopor dalam perjuangan untuk memerangi perubahan iklim dan kerusakan alam. Saat dunia merayakan hari jadinya yang ke-55 sehingga harus memanfaatkan gerakan global yang sesungguhnya ini untuk bertindak sebagai warga negara dan pemerintah, sebagai konsumen dan bisnis, dan sebagai individu dan komunitas. Kelangsungan hidup manusia di bumi dapat sangat bergantung pada kondisi bumi.