Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Ini Incar Aset Kripto Hijau untuk Genjot Ekonomi

Bhutan yang tengah menghadapi fenomena brain drain mengincar kenaikan kripto hijau untuk menggenjot ekonomi dan lapangan kerja
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Negara tetangga India yang berlokasi di pegunungan Himalaya, Bhutan, tengah menjajaki cara untuk menambang dan memanfaatkan aset kripto hijau (green cryptocurrency) dengan menggunakan energi bertenaga air.

“Langkah ini diambil Bhutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja guna menekan angka migrasi tenaga kerja terampil alias brain drain,” kata Ujjwal Deep Dahal, CEO Druk Holding and Investments Ltd., dana kekayaan (wealth fund) negara tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/4/2025).

Kripto hijau merupakan mata uang digital yang ditambang menggunakan sumber energi bersih seperti angin, tenaga air, atau tenaga surya, alih-alih bahan bakar fosil. Sebagai catatan, Rocky Mountain Institute, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di Colorado dan berfokus pada transisi menuju energi bersih, memperkirakan bahwa konsumsi energi tahunan global untuk bitcoin (salah satu aset kripto) mencapai 127 terawatt-jam (TWh) pada 2023. Kebutuhan energi ini lebih besar dari total konsumsi energi tahunan Norwegia.

Terjepit di antara dua raksasa Asia, India dan China, Bhutan memang telah meraup jutaan dolar dalam beberapa tahun terakhir dari investasi pada mata uang kripto populer dunia. Sebagian keuntungan dari aktivitas ini digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri negara tersebut selama dua tahun.

“Kami adalah negara yang 100% bergantung pada tenaga air, dan setiap koin digital yang kami tambang di Bhutan dengan tenaga air berarti mengimbangi koin yang ditambang dengan bahan bakar fosil. Jadi, koin kripto yang ditambang di Bhutan akan berkontribusi pada ekonomi hijau,” ujar Dahal.

Dahal menjelaskan bahwa Druk Holding and Investments Ltd yang juga merupakan pengendali utilitas pembangkit listrik Bhutan, mulai memasukkan mata uang kripto ke dalam portofolionya sejak 2019.

Bhutan juga dikenal sebagai negara yang menggunakan Indeks Kebahagiaan Nasional Bruto (Gross National Happiness/GNH) untuk mengukur kesejahteraan penduduk negaranya. Indeks ekonomi ini memasukkan faktor-faktor yang tidak dihitung dalam produk domestik bruto (PDB) konvensional seperti rekreasi, kesejahteraan emosional, dan keberlanjutan.

Negara ini juga menggunakan tenaga air untuk mengoperasikan superkomputer yang boros energi guna menciptakan aset digital yang kemudian dapat ditambahkan ke blockchain. Bhutan turut menjajaki kemungkinan agar konglomerat besar membeli koin hijau Bhutan guna memenuhi target environmental, social and governance (ESG).

“Bitcoin bukan hanya memberi nilai lebih pada energi tenaga air, tetapi juga meningkatkan akses terhadap likuiditas mata uang asing,” ujar Dahal. Dia menambahkan bahwa pelatihan pemuda Bhutan dalam teknik blockchain dan kecerdasan buatan akan membuka peluang kerja baru bagi angkatan kerjanya.

Bhutan yang berpenduduk sekitar 800.000 orang ini memang tengah menghadapi tantangan demografi karena tren eksodus penduduk muda berpendidikannya.

Pemerintah memperkirakan lebih dari sepersepuluh dari anak muda Bhutan telah mencari peluang di luar negeri antara 2022 dan 2023. Hal ini membuat tingkat pengangguran kelompok usia tersebut mencapai 16,5% pada 2024.

Analis menyatakan bahwa rencana ambisius Bhutan untuk menjadi pusat kripto hijau dunia bergantung pada perluasan kapasitas pembangkit listrik tenaga airnya dari sekitar 3,5 gigawatt (GW) saat ini menuju potensi maksimalnya di angka 33 GW.

“Kami memiliki rencana untuk menghasilkan 15 gigawatt dalam 10 hingga 15 tahun ke depan,” tambah Dahal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler