Bisnis.com, JAKARTA – Regulator penyiaran Inggris menarik iklan TotalEnergies SE yang dianggap menyesatkan konsumen terkait klaim investasi perusahaan tersebut di bidang energi terbarukan.
Otoritas Standar Iklan (ASA) juga memberikan penilaian terhadap iklan Shell yang mempromosikan investasinya dalam stasiun pengisian kendaraan listrik dan energi terbarukan, serta gas lepas pantai. Hanya saja, regulator menganggap iklan tersebut dapat diterima publik.
Tidak hanya menilai dua perusahaan energi ini, ASA berharap iklan yang ditayangkan perusahaan lain dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kegiatan bisnis secara keseluruhan, bukan hanya mempromosikan aspek energi terbarukan.
Peraturan periklanan Inggris melarang pemasaran yang menyesatkan. Terkait klaim hijau, pengiklan dilarang memberikan informasi menyesatkan karena menghilangkan atau menyembunyikan informasi.
Terkait perusahaan minyak yang mempromosikan aktivitas hijaunya, mereka harus juga menyebutkan bisnis mereka yang lebih intensif karbon.
"Kasus-kasus ini membantu menunjukkan batasan yang ditetapkan oleh ASA dalam menilai apakah pengiklan yang mempromosikan klaim hijau mereka melakukannya dengan cara yang tidak menyesatkan tentang dampak lingkungan dari bisnis mereka," kata seorang juru bicara regulator, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (9/4/2025).
Baca Juga
Selain memantau peredaran iklan di televisi, ASA juga memantau internet untuk menemukan iklan yang melanggar aturan, dan dalam kasus lain, mereka meninjau contoh iklan yang dilaporkan publik.
Mereka menyelidiki iklan TotalEnergies, sementara iklan Shell dilaporkan oleh Adfree Cities, sebuah kelompok kampanye, dan lainnya.
Menanggapi keputusan ASA, seorang juru bicara TotalEnergies mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa mereka memahami keputusan tersebut.
Sementara itu, dalam keputusan untuk Shell, ASA mengatakan bahwa iklan televisi perusahaan tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian besar investasinya masih pada minyak dan gas.
Shell juga sudah menjelaskan kepada ASA bahwa mereka dengan sengaja memasukkan lebih banyak informasi tentang investasi tersebut setelah keputusan sebelumnya.
Sebelumnya, pada 2023, ASA melarang iklan dari Shell Plc, Repsol SA, dan Petronas International Corp, dengan alasan bahwa mereka gagal memberikan gambaran seimbang tentang investasi perusahaan dalam bahan bakar fosil dan energi terbarukan.
Di sisi lain, Veronica Wignall, Direktur Adfree Cities, menilai bahwa regulator gagal melindungi konsumen dari informasi yang menyesatkan dengan membiarkan iklan Shell beredar.
Adfree Cities sendiri merupakan kelompok yang mendorong agar perusahaan bahan bakar fosil dilarang melakukan iklan, mengikuti larangan serupa untuk sektor industri seperti tembakau.
Adapun Otoritas Standar Iklan (ASA) adalah badan independen yang bertanggung jawab untuk mengawasi iklan di Inggris, baik di media cetak, televisi, radio, maupun platform digital, termasuk media sosial.
Fungsi utama ASA adalah memastikan bahwa iklan yang beredar di Inggris mematuhi standar etika yang ditetapkan dan tidak menyesatkan konsumen.