Bisnis.com, JAKARTA — Setiap tahunnya, sekitar 1 juta kilometer persegi lahan yang sehat dan produktif di seluruh dunia mengalami degradasi. Padahal, lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) dunia bergantung pada alam.
Sekretaris Eksekutif Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan (UNCCD) Ibrahim Thiaw mendesak negara-negara mengatasi degradasi lahan dengan melakukan restorasi skala besar.
Menurutnya, perlu dilakukan percepatan pemulihan untuk 1,5 miliar hektare lahan yang terdegradasi di seluruh dunia.
"Ini sebagai upaya memulai ekonomi pemulihan lahan senilai triliunan dolar. Ada berbagai manfaat yang terkait dengan pemulihan lahan," ujarnya dikutip dari laman UNCCD, Rabu (9/4/2025).
Ibrahim menuturkan degradasi lahan dan kekeringan merupakan pengganggu utama ekonomi, stabilitas, produksi pangan, air, dan kualitas hidup. Degradasi lahan memperburuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, kemiskinan, migrasi paksa, dan konflik atas akses ke lahan dan air yang subur.
"Pemulihan lahan merupakan peluang untuk membalikkan tren yang mengkhawatirkan ini. Lahan yang dipulihkan adalah lahan dengan peluang yang tak terbatas. Sekarang saatnya untuk membukanya," katanya.
Baca Juga
Dia menilai lahan yang sehat mendukung perekonomian yang berkembang pesat, dengan lebih dari setengah PDB global bergantung pada alam. Terlebih, lahan yang mengalami degradasi seluas 1 juta kilometer lahan yang sehat dan produktif yang setara dengan luas Mesir setiap tahunnya.
"Kita harus mempercepat upaya untuk mengubah gelombang degradasi lahan menjadi restorasi skala besar. Jika tren saat ini terus berlanjut, kita perlu memulihkan 1,5 miliar hektare lahan tahun 2030 untuk mencapai dunia yang netral terhadap degradasi lahan," ucapnya.
Hingga saat ini, 1 miliar hektare lahan terdegradasi telah dijanjikan untuk direstorasi melalui komitmen sukarela, seperti Prakarsa Pemulihan Lahan Global G20 yang diselenggarakan oleh UNCCD.
Dia menambahkan menghidupkan kembali lahan menghasilkan banyak manfaat bagi manusia dan alam. Setiap dolar yang diinvestasikan untuk memulihkan lahan terdegradasi menghasilkan keuntungan ekonomi antara US$7 hingga US$30. Meskipun ada kasus investasi yang kuat, namun pemulihan lahan tidak terjadi pada skala dan kecepatan yang sangat dibutuhkan.
Menurut penilaian kebutuhan keuangan terbaru oleh mekanisme global UNCCD, dunia membutuhkan US$1 miliar setiap hari untuk memerangi penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan antara tahun 2025 dan 2030. Adapun investasi saat ini dalam pemulihan lahan dan mengatasi kekeringan mencapai US$66 miliar setiap tahunnya, dengan kontribusi sektor swasta hanya 6%.
"Kita perlu meningkatkan ambisi dan investasi oleh pemerintah dan bisnis. Meskipun manfaat pemulihan jauh lebih besar daripada biayanya, investasi awal dalam jumlah miliaran diperlukan. Kita perlu membuka sumber keuangan baru, menciptakan lapangan kerja berbasis lahan yang layak, dan mempercepat inovasi sambil memanfaatkan pengetahuan tradisional sebaik-baiknya," tutur Ibrahim.