Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Karbon Internasional Resmi Dibuka, Transaksi Tembus 48.788 Ton

Beberapa jam setelah perdagangan karbon dibuka untuk pembeli internasional pada Senin (20/1/2025), volume perdagangan telah mencapai 48.788 ton CO2 ekuivalen
Volume perdagangan karbon internasional mencapai 48.788 ton CO2 ekuivalen pada awal pembukaan, Senin (20/1/2025).
Volume perdagangan karbon internasional mencapai 48.788 ton CO2 ekuivalen pada awal pembukaan, Senin (20/1/2025).

Bisnis.com, JAKARTA – Volume perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia mencapai 48.788 ton CO2 ekuivalen pada hari pertama dibuka untuk pembeli internasional, Senin (20/1/2025). 

Berdasarkan data IDXCarbon pukul 10.30 WIB, volume perdagangan yang telah diotorisasi tersebut direalisasikan dalam 19 transaksi yang melibatkan 14 pembeli.

Adapun harga karbon dibanderol di level Rp96.000 per ton untuk unit berbasis solusi teknologi (IDTBSA) dan Rp144.000 per ton untuk unit berbasis energi terbarukan (IDTBSA-RE).

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman mengemukakan bahwa peluncuran perdagangan karbon secara internasional menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam berkontribusi merealisasikan penurunan emisi karbon global.

Sebelum dibuka untuk pembeli asing, perdagangan karbon Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar di dalam negeri. Meskipun menghadapi keterbatasan partisipan, IDXCarbon membukukan perkembangan perdagangan yang progresif.

Hal ini tecermin dari jumlah pengguna jasa bursa karbon yang naik dari 16 entitas ketika pertama kali diluncurkan pada September 2023 menjadi 104 entitas per 17 Januari 2025.

Sementara itu, data IDX Carbon memperlihatkan total perdagangan unit karbon dalam kurun 26 September 2023 sampai 17 Januari 2025 mencapai 1,13 juta ton CO2 ekuivalen dengan nilai Rp58,86 miliar. 

“IDX Carbon telah menjalankan sistem perdagangan yang solid dan dapat diandalkan yang mengintegrasikan best practise global ke dalam single platform,” kata Iman dalam pidato sambutan, Senin (20/1/2025). 

Sejauh ini, terdapat lima proyek pengurangan emisi karbon yang telah diotorisasi Kementerian Lingkungan Hidup untuk perdagangan secara internasional.

Proyek-proyek tersebut mencakup Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4 sebesar 763.653 ton CO2 ekuivalen dengan tahun penyerapan atau pengurangan emisi terjadi (tahun vintage) 2021.

Kemudian terdapat proyek Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2 milik PT PLN Indonesia Power. Proyek ini mencatatkan unit karbon sebesar 407.390 ton CO2 ekuivalen dengan tahun vintage 2021.

Proyek ketiga adalah Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar yang dikelola oleh PT PLN Nusantara Power, dengan volume unit karbon tercatat sebesar 30.000 ton CO2 ekuivalen dan tahun vintage 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper