Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) resmi memasuki babak baru seiring dengan rampungnya pemisahan atau spin-off bisnis batu bara termal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).
AADI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12/2024) dan mengantongi dana publik sebesar Rp4,32 triliun. Di hari pertamanya di bursa, harga saham AADI langsung melesat menyentuh auto reject atas (ARA) ke harga Rp6.650 dari harga penawaran Rp5.550.
Di sisi lain, saham ADRO justru tersungkur. Saham perusahaan yang awalnya bernama Adaro Energy Indonesia itu terpantau telah terkoreksi lebih dari 40% dari harga per 6 November 2024 ke Rp2.340 pada 5 Desember 2024.
Sejumlah analis juga tercatat menurunkan target saham ADRO menjelang IPO AADI. Per 4 Desember 2024, Analis MNC Sekuritas Raka Junico Widyarman memberikan target harga Rp2.100 per saham untuk ADRO, dengan rekomendasi hold. Target harga saham sebesar Rp2.100 tersebut merupakan target saham ADRO setelah spin-off.
Selain itu, Analis BCA Sekuritas Muhammad Fariz juga menurunkan target harga saham ADRO menjadi Rp1.900 per saham, dari sebelumnya Rp3.610 per saham. Target harga ini menjadi target harga saham terendah untuk ADRO.
BCA Sekuritas juga menurunkan rekomendasi saham ADRO dari sebelumnya hold, menjadi fully valued.
Baca Juga
Di sisi lain, Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memberikan rekomendasi buy untuk saham ADRO, dengan target harga sebesar Rp4.500 per saham
Adapun target harga saham tertinggi untuk ADRO diberikan oleh Astronacci International dengan rekomendasi buy, dan dengan target harga sebesar Rp4.700 per saham.
Ditanyai soal arah kolaborasi bisnis ADRO dan AADI setelah spin-off, Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia Julius Aslan mengatakan Alamtri Resources akan memfokuskan operasional di bisnis hijau.
Julius yang juga Direktur ADRO menuturkan dengan spin-off ini, ADRO akan mendapatkan pendanaan tidak terbatas karena sudah melepas bisnis batu bara termalnya. Pendanaan ini nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kinerja perusahaan.
Sebagaimana diketahui, Manajemen ADRO sebelumnya menuturkan spin-off bisnis batu bara diharapkan akan membantu AADI dan pilar bisnis nonbatu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja. Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau ADRO untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak dan biaya pendanaan yang lebih kompetitif.
Selain itu, ADRO mengharapkan spin-off ini memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan mitra bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.