Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Emisi Karbon Emiten Konsumer, Mana yang Paling Besar?

Emiten konsumer seperti Indofood CBP (ICBP) hingga Unilever (UNVR) tercatat memiliki target pengurangan emisi karbon
Salah satu fasilitas produksi industri makanan dan minuman - Istimewa/ Kemenperin.
Salah satu fasilitas produksi industri makanan dan minuman - Istimewa/ Kemenperin.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto membidik target nol emisi Indonesia dapat dicapai sebelum 2050. Target ambisius tersebut bakal dikejar melalui transisi ke energi terbarukan dan pemensiunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

PLTU batu bara sendiri masih menjadi sumber energi terbesar di Indonesia, termasuk di kalangan perusahaan manufaktur. Emiten-emiten konsumer di Indonesia tercatat masih menggunakan pasokan energi dari PLTU batu bara dan hal ini tecermin pada laporan keberlanjutan yang telah dipublikasi. Berikut adalah perinciannya.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)

Emiten milik Anthoni Salim yang merupakan induk dari Indofood CBP hingga produsen minyak sawit ini tercatat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,82 juta ton CO2 ekuivalen. Emisi ini bersumber dari penggunaan bahan bakar dan konsumsi listrik, alih guna lahan dan penggunaan pupuk dan bahan kimia. Emisi juga berasal dari limbah yang bersumber dari pengolahan minyak sawit (palm oil mill effluent/POME).

INDF melaporkan emisi GRK dari sektor energi berasal dari operasional 34 unit manufaktur perusahaan, di mana level konsumsi energi setara atau lebih dari 6.000 ton minyak per tahun per unit. Sementara itu, emisi dari limbah berasal dari operasional 21 pabrik kelapa sawit.

Indofood juga melaporkan bahwa mereka telah berhasil mengurangi emisi GRK absolut dari sektor energi sebesar 8,4% dibandingkan dengan posisi 2018. Hal ini terutama berasal dari pasokan 66,1% energi terbarukan secara keseluruhan. Adapun 99% pasokan energi di bisnis pengolahan sawit berasa dari biomassa cangkang kelapa sawit.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)

Anak usaha INDF yang memproduksi mi instan Indomie ini melaporkan emisi GRK sebesar 342.800 ton CO2-e pada 2023. Sumber emisi GRK utama dalam kegiatan operasional emiten berkode saham ICBP ini berasal dari konsumsi energi, terutama dari pembakaran stasioner dan konsumsi listrik di unit operasional.

Sebagai catatan, emisi GRK ICBP berasal dari 10 dari 60 unit operasional perusahaan. Adapun 10 unit tersebut mewakili lebih dari 55% total konsumsi energi ICBP.

PT Mayora Indah Tbk. (MYOR)

Perusahaan konsumer milik konglomerat Jogi Hendra Atmadja ini menghasilkan emisi GRK sebanyak 241.092 ton CO2 ekuivalen sepanjang 2023. Emisi tersebut lebih tinggi daripada dua tahun sebelumnya yang berjumlah 237.772 ton CO2 ekuivalen pada 2021 dan 236.369 ton pada 2022.

Meski terdapat kenaikan emisi GRK, MYOR melaporkan bahwa kontribusi energi terbarukan dalam operasional mereka mengalami kenaikan dalam kurun 3 tahun. Pada 2021, kontribusi energi terbarukan hanya sebesar 10,66%. Persentase ini naik menjadi 27,74% pada 2023.

PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)

Unilever menjadi salah satu emiten konsumer berkapitalisasi besar dengan emisi GRK terkecil. Berdasarkan laporan keberlanjutan perusahaan, emisi GRK pada 2023 yang berasal dari aktivitas manufaktur, logistik dan kantor pusat perusahaan berjumlah 14.662 ton CO2 ekuivalen. Volume emisi GRK ini lebih rendah dari posisi 2022 di angka 16.516 ton CO2 ekuivaken dan 2021 20.858 ton.

Unilever yang memiliki target nol emisi pada 2030 melaporkan bahwa perusahaan telah mengurangi 11,22 persen karbon dibandingkan dengan 2022. Secara kumulatif dari tahun 2015, penurunan emisi telah mencapai 89,45%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper