Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menawarkan kapasitas penyimpanan karbon yang mencapai 500 gigaton bagi negara-negara serta perusahaan di seluruh dunia yang tertarik untuk penyimpanan emisi CO2.
Indonesia’s Presidential Special Envoy for Energy and Environment Hashim Sujono Djojohadikusumo mengatakan beberapa perusahaan multinasional seperti Exxon Mobil, British Petroleum, dan lainnya, telah mengajukan rencana untuk berinvestasi dalam carbon capture and strorage. Dia mengklaim Indonesia memiliki potensi besar untuk penyimpanan karbon.
“Kami memiliki jumlah besar akuifer asin di seluruh kepulauan, baik di darat maupun di lepas pantai, dan kami memperkirakan kapasitas penyimpanan karbon kami mencapai 500 gigaton. Ini adalah jumlah yang besar,” kata Hashim dalam opening ceremony Indonesia Pavilion COP29, Senin (11/11/2024).
Hashim membandingkan kapasitas Indonesia dengan Singapura. Dia mengatakan Singapura menghasilkan sekitar 40 juta ton karbon setiap tahun. Sementara Indonesia memiliki kapasitas untuk menyimpan 500 gigaton.
Pihaknya juga telah memverifikasi 577 juta ton karbon yang ingin ditawarkan kepada dunia dan telah ditawarkan kepada berbagai pihak. Hashim mengatakan bahwa beberapa pihak yang tertarik telah membuat komitmen, seperti Kerajaan Norwegia, yang telah berkomitmen untuk membeli 30 juta ton.
“Saya memahami bahwa salah satu teman dari Teluk juga sedang membuat komitmen untuk menawarkan pembelian 287 juta ton karbon,” kata dia.
Baca Juga
Hashim juga mengklaim Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol sedang menyelesaikan penilaian 600 juta ton karbon lagi yang diharapkan dapat ditawarkan kepada dunia dalam beberapa bulan ke depan.