Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janji Hijau Kredit Bank-Bank di Indonesia

Sejumlah bank di Indonesia menyatakan komitmennya dalam penerapan prinsip ESG, salah satunya melalui pembiayaan atau kredit hijau (green loan).
Ana Noviani,Reyhan Fernanda Fajarihza
Rabu, 4 September 2024 | 12:00
Ilustrasi kredit hijau atau green financing. Dok Freepik
Ilustrasi kredit hijau atau green financing. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank menyatakan komitmennya dalam penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG), salah satunya dengan meningkatkan penyaluran pembiayaan atau kredit hijau.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) misalnya, menargetkan pembiayaan hijau dan berkelanjutan dapat mencapai 25% dari keseluruhan penyaluran kredit hingga pengujung 2024.

Direktur Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon Herry Hykmanto menjelaskan perseroan berupaya meningkatkan portofolio pembiayaan hijau dan berkelanjutan menuju target nol emisi pada 2030.

“Target kita, mudah-mudahan bisa mencapai 24%–25% tahun ini untuk portofolio sustainable. Tapi, kita juga ingin kalau bisa lebih,” katanya dalam media briefing di Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2024).

Dia memaparkan sebagai bagian dari grup raksasa keuangan Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) pihaknya mendorong sustainable finance. Tercatat Bank Danamon telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp31,3 triliun sepanjang 2023 lalu. Jumlah ini naik 24% secara tahunan atau year-on-year/yoy dibandingkan capaian pada 2022.

Alhasil, menurut Herry, sustainable finance telah berkontribusi sebesar 21% dari total penyaluran kredit Bank Danamon pada periode yang sama.

Dirinya lantas memerinci bahwa pembiayaan ini difokuskan ke pelbagai bidang, antara lain blue energy yang menitikberatkan pada pemanfaatan air dan renewable energy (energi terbarukan).

“Ke depannya, kita akan memperbanyak supaya porsi sustainability finance-nya bisa lebih besar,” tandas Herry.

Dari kelompok bank milik negara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penyaluran kredit hijau atau green loan senilai Rp139 triliun pada semester I/2024. Nilai ini naik 20,87% YoY dari Rp115 triliun pada semester I/2023.

Pada periode yang sama, penyaluran sustainable financing Bank Mandiri, yang terdiri dari social loan dan green loan, mencapai Rp278 triliun, naik 14,7% YoY dari Rp242 triliun.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan di antara 4 bank jumbo, BMRI memiliki market share green portofolio terbesar, yaitu lebih dari 30%.

Xandra, sapaan akrabnya, menambahkan pembiayaan hijau Bank Mandiri saat ini didominasi oleh sektor energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam (SDA) hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, serta bangunan ramah lingkungan.

Dalam menerapkan prinsip ESG, Bank Mandiri tidak hanya menyalurkan green loan atau pembiayaan hijau, tetapi juga aktif mengembangkan berbagai produk berkelanjutan seperti sustainability linked loan dan juga green bonds. "Bagi nasabah ritel, Bank Mandiri saat ini juga mengembangkan produk berupa KPR hijau," ujar Xandra.

Untuk social loan yang juga merupakan bagian dari sustainable loan, Bank Mandiri mengarah pada penyaluran pinjaman ke sektor UMKM, misalnya saja melalui kredit usaha rakyat (KUR). Adapun, saat ini porsi pembiayaan hijau (green loan) dan social loan BMRI disebutkan cukup seimbang.

Sementara itu, PT Bank DBS Indonesia menargetkan pembiayaan hijau tumbuh dobel digit pada 2024-2025. Dalam dua tahun terakhir, penyaluran pembiayaan berkelanjutan perseroan naik secara signifikan.

Tren positif itu ditargetkan terus berlanjut sejalan dengan komitmen kuat untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG, serta pilar kerja keberlanjutan perusahaan.

Pada 2023, Bank DBS Indonesia mengucurkan pendanaan berkelanjutan sebesar Rp6,1 triliun. Jumlah penyaluran kredit berkelanjutan melompat lima kali lipat atau 540% dari realisasi Rp1,1 triliun pada 2022 dan melampaui target Rp1,3 triliun yang ditetapkan untuk 2023.

Kredit terkait ESG Bank DBS Indonesia pada 2023 setara dengan 9,61% dari total portofolio pinjaman Bank DBS Indonesia yang mencapai Rp63,44 triliun pada tahun lalu.

Secara sektoral, sustainable financing yang dikucurkan Bank DBS Indonesia mayoritas mengalir ke sektor bangunan ramah lingkungan dan energi terbarukan dengan porsi masing-masing 44,25% dan 33,65%.

Selain itu, Bank DBS Indonesia juga menyalurkan pembiayaan berkelanjutan ke sektor efisiensi energi, transportasi ramah lingkungan, produk eco-efficient, dan kegiatan bisnis lain yang ramah lingkungan.

"Dalam 2 tahun terakhir, tren penyaluran sustainable financing terus meningkat. Saat ini, para pelaku bisnis sudah mulai proaktif dalam mencari pembiayaan berkelanjutan sejalan dengan program mereka menuju net zero maupun dekarbonisasi,” papar Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia Heru Gautama Hatman.

Bank DBS Indonesia, lanjut Heru, menyediakan beragam produk sustainable financing yang dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah korporasi. Dua di antaranya Green Loan dan Sustainability Linked Loan.

Heru memaparkan Bank DBS Indonesia juga menyalurkan Social Loans untuk mendukung pendanaan yang ditujukan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk UMKM yang dikelola oleh perempuan demi mendorong gender equality.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper