Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Iklim Jadi Masalah Bersama, Sri Mulyani: CO2 Tidak Punya KTP

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa krisis iklim merupakan masalah bersama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/82024). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/82024). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa krisis iklim merupakan masalah bersama sehingga perlu kerja sama dari semua pihak untuk mengatasinya.

Sri Mulyani menyampaikan, CO2 atau karbon dioksida merupakan benda tak berwujud dan tidak ada yurisdiksi sehingga hal ini menjadi tantangan global untuk mengurangi emisi karbon. 

“Ini menyangkut sebuah tantangan global karena CO2 itu tidak punya KTP. Dia tidak ada KTP-nya, dia tidak ada jurisdiction-nya, tidak ada batasnya,” kata Sri Mulyani dalam agenda Indonesia Net-Zero Summit di Djakarta Theater, Sabtu (23/8/2024).

Menyadari hal itu, Sri Mulyani menyebut bahwa sejumlah negara mulai dan telah melakukan perdagangan karbon dalam rangka pemenuhan target emisi. 

Dalam pembuatan pasar karbon, diakuinya tidak mudah mengingat CO2 tidak berwujud hingga tidak dapat dipegang. Menurutnya, perlu adanya kesepakatan antarnegara untuk membuat taksonomi karbon dan peraturan untuk membangun pertukaran karbon, di luar masalah pengukuran karbon itu sendiri.

“Nanti saya bilang kalau sudah bisa membuat market karbon Anda bisa jualan tuyul juga yang tidak berwujud,” kelakarnya.

Di sisi lain, dia mengajak generasi muda untuk bersama-sama memerangi emisi karbon dengan berbagai cara. Misalnya, dengan menyelesaikan masalah CO2 dari transportasi, melaksanakan pertanian yang rendah CO2 hingga memecahkan masalah emisi dengan energi terbarukan.

Selain itu, generasi muda juga dapat terlibat dalam perdagangan karbon, baik melalui market maupun non-market. Indonesia saat ini mulai menggunakan pasar karbon di Bursa Karbon. 

Sementara untuk non-market, kata dia, Indonesia memiliki Badan Lingkungan Hidup dari sisi pembiayaan yang mengelola klaim pengurangan karbon. 

“Jadi opsinya banyak sekali,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper