Bisnis.com, JAKARTA — PT Pamapersada Nusantara (PAMA) tengah melakukan studi lebih dalam terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga air atau hydro power plant untuk memperkuat pilar bisnis energi hijau.
Social Responsibility & General Service (SRGS) Division Head Pamapersada Nusantara, Puguh Sasetyo mengatakan perseroan sedang melakukan uji coba daripada unit purwarupa atau prototype hydrogen.
“Kami sedang mencoba prototype hydrogen untuk alternatif energi. Mungkin 1 PLT di site dan 1 PLT di Jakarta. Nanti akan coba bisa digerakan pakai tenaga hidrogen,” katanya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Rabu (27/3/2024).
Security & External Relations Department Head Pamapersada Nusantara, Gunawan Setiadi mengatakan pengembangan untuk hydro power plant masih dalam tahap feasibility study (FS) mengingat infrastruktur yang belum memadai.
Selain itu, dia mengatakan sempat mencoba untuk membangun mini hydro power plant, tetapi akhirnya lebih memilih untuk menangkap peluang dari geothermal.
“Ada peluang dari geothermal yang bisa kami realisasikan,” tuturnya.
Pada 2023 lalu, PAMA melakukan akuisisi 40,47% saham perusahaan yang bergerak pada sektor geothermal, yakni PT Supreme Energy Sriwijaya (SES).
Aksi pembelian saham tersebut dilakukan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) entitas yang 51,01 persen sahamnya dimiliki oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan 48,99 persen dimiliki oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Adapun pembelian saham tersebut menghabiskan dana hingga US$42,32 juta atau setara Rp634,94 miliar.
SES merupakan salah satu pemegang saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan pemegang Izin Panas Bumi dengan kapasitas 2 x 49 MW yang telah beroperasi berlokasi di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
SERD sendiri berpeluang untuk menaikkan kapasitas nya menuju 2 x 110 MW di masa depan, sesuai dengan perjanjian Power Purchase Agreement (PPA) mereka dengan PLN.