Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengelola aset kelas wahid, seperti BlackRock Inc, Vanguard Gorup Inc hingga SWF Qatar Investment Authority tercatat mengoleksi sejumlah raksasa korporasi energi baru terbarukan (EBT).
Berdasarkan data Yahoo Finance, Bisnis mencatat ada dua raksasa energi terbarukan dunia yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari Rp1 kuadriliun.
NextEra Energy Inc tercatat berada pada peringkat pertama emiten EBT di NYSE dengan kapitalisasi pasar mencapai US$119,3 miliar atau setara Rp1,87 kuadriliun (asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS).
Pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2024), saham NextEra dengan kode NEE dan memiliki PER 16,15 kali bertengger di level harga US$58,15 atau turun 2,68%.
Pada 2023, emiten yang mengoperasikan pembangkit listrik dengan total kapasitas sedikitnya 58 GW, mencatat pendapatan US$27,4 miliar (trailing twelve months/TTM) dan laba operasi US$9,28 miliar (TTM).
Merujuk pada data Bloomberg, sejumlah hedge fund atau lembaga pengelola investasi kakap terekam dalam daftar kepemilikan saham NEE.
Baca Juga
Pada daftar kepemilikan saham terbesar NEE, Vanguard Group Inc tercatat di pringkat pertama dengan mengempit 198,43 juta lembar saham NEE. Dengan asumsi harga saham NEE pada Jumat (2/2/2024) sebesar US$58,15 per saham, maka nilai investasi Vanguard Inc di saham NEE mencapai US$11,53 miliar.
Apabila dirupiahkan, nilai investasi Vanguard Inc di NEE diasumsikan mencapai sedikitnya Rp181 triliun (asumsi kurs JISDOR BI per 2 Februari 2024 sebesar Rp15.688 per dolar AS).
Vanguard Inc, yang didirikan oleh John C. Bogle pada 1 Mei 1975 dan kini mempekerjakan hampir 20.000 karyawan di seluruh dunia, memiliki aset kelolaan sebesar US$8,1 triliun per kuartal I/2023
Peringkat kedua daftar pemilik saham NEE terbesar adalah Blackrock Inc dengan total kepemilikan 153,15 juta lembar saham. Nilai investasinya itu kira-kira sebesar US$8,9 miliar atau setara Rp139,62 triliun.
Berikutnya ada State Corp, JP Morgan Chase & Co hingga Morgan Stanley dengan kepemilikan masing-masing 116,3 juta lembar saham, 82,89 juta lembar saham, dan 51,92 juta lembar saham.
Sementara itu, emiten raksasa EBT terbesar kedua, yaitu Iberdrola S.A., perusahaan listrik yang bermarkas di Spanyol dengan kapitalisasi pasar US$74,13 miliar atau setara Rp1,16 kuadriliun.
Pendapatan dan laba operasi Iberdrola pada 2023 tercatat masing-masing 53,23 miliar euro atau setara Rp904,99 triliun (asumsi kurs Rp16.999 per euro) dan 9,6 miliar euro.
Pada daftar kepemilikan saham Iberdrola, sovereign wealth fund (SWF) Qatar Investment Authority (QIA) tercatat menggenggam 397,52 juta lembar saham.
Mengacu pada penutupan perdagangan saham Iberdola (IBDRY) pada Jumat (2/2/2024) sebesar US$47,76 per saham, maka nilai investasi QIA mencapai US$18,98 miliar atau setara Rp297,85 triliun.
Adapun, BlackRock, yang didirikan oleh Larry Fink dan memiliki total aset kelolaan global senilai US$9,42 triliun (kuartal II/2023) berada di peringkat kedua dengan kepemilikan 335,92 juta lembar saham. Nilai investasinya kira-kira sebesar US$16,04 miliar atau setara Rp251,69 triliun.
Sementara itu, Vanguard hanya mampu menggenggam sebanyak 256,63 juta lembar saham yang kalau dirupiahkan nilainya berkisar Rp192,28 triliun.
Warren Buffett Koleksi Saham Raksasa EBT Global?
Sejauh ini, Warren Buffett, investor kakap berjuluk Oracle of Omaha tampaknya tidak tertarik untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan raksasa EBT dunia.
Meski demikian Buffett bukannya tidak tertarik pada energi baru terbarukan. Pasalnya dia sempat dikabarkan berkomitmen untuk membenamkan investasi senilai US$3,9 miliar pada sektor EBT, terutama dalam proyek energi angin dan tenaga matahari.
Adapun, investasi Buffett, orang terkaya peringkat ke-6 dunia dengan kekayaan sebesar US$128,7 miliar melalui kendaraan Berkshire Hathaway Inc, di sektor EBT terekam dalam kepemilikan saham BYD (Build Your Dream).
BYD Co Ltd adalah produsen kendaraan listrik (electric vehicle) asal China yang kini juga sudah merangsek ke pasar otomotif domestik.
BYD, yang sempat dipandang sebelah mata oleh Elon Musk dengan Tesla-nya, pada kuartal IV/2023 berhasil menjual 526.409 unit kendaraan, mengalahkan penjualan Tesla sebanyak 484.507 unit.
Berdasarkan data Bloomberg, Berkshire Hathaway tercatat menggenggam 87,61 juta lembar saham BYD senilai US$1,93 miliar. Harga saham BYD tercatat sebesar US$22,11 per lembar saham pada Jumat (2/2/2024). Nilai investasi Buffett di BYD itu jika dirupiahkan kira-kira setara Rp30,38 triliun.
Jika ditelisik lebih jauh kepemilikan BYD, maka lagi-lagi Blackrock, Vanguard, Citigroup hingga JPMorgan tercatat ikut mengempit saham tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, Blackrock tercatat menggenggam 73,37 juta lembar saham BYD, diikuti Himalaya Capital Investor LP (54,55 juta lembar saham), Vanguard (46,02 juta lembar saham), Citigroup Inc (40,61 juta lembar saham), dan JPMorgan Chase & Co (31,94 juta lembar saham).