Bisnis.com, JAKARTA — Koalisi dana pensiun dan perusahaan asuransi yang mengelola aset gabungan senilai US$9,5 triliun menyerukan kepada para investor agar memastikan portofolio mereka tidak mendukung atau memungkinkan terjadinya deforestasi.
Net-Zero Asset Owner Alliance (NZAOA), yang anggotanya termasuk Allianz SE dan California Public Employees’ Retirement System (CalPERS), menyatakan dalam laporan yang diterbitkan Rabu (18/6/2025) bahwa investor harus benar-benar memahami sejauh mana eksposur mereka terhadap deforestasi.
Mereka juga meminta investor untuk menghapus secara bertahap investasi pada sektor-sektor yang dinilai berdampak negatif terhadap hutan, seperti pada komoditas daging sapi, kakao, dan kelapa sawit, paling lambat pada 2030.
Pembukaan kawasan hutan merupakan salah satu kontributor besar terhadap pemanasan global. Alih fungsi lahan tercatat masih berlangsung dengan kecepatan mengkhawatirkan meskipun ada komitmen global untuk menghentikannya.
Pendanaan untuk perlindungan hutan sendiri akan menjadi tema utama dalam KTT Iklim PBB COP30 di Brasil pada November mendatang.
Tamsin Ballard, Kepala Inisiatif Investor di Principles for Responsible Investment, yang ikut memprakarsai NZAOA, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa laporan baru ini dimaksudkan untuk menyoroti keterkaitan langsung antara perubahan iklim dan deforestasi. Menurutnya, investor memiliki kewajiban fidusia yang jelas untuk mengidentifikasi risiko terkait.
Baca Juga
“Laporan ini menyatukan semua komponen dan berisi pesan bahwa para investor bisa bertindak. Cukup banyak langkah yang bisa dikerjakan di sini,” kata Ballard, dikutip dari Bloomberg.
NZAOA menyebutkan bahwa investor tak luput dari risiko transisi maupun fisik melalui investasi, layanan, dan pinjaman kepada perusahaan yang terlibat dalam komoditas dengan risiko tinggi deforestasi dalam rantai pasok mereka.
Untuk mengurangi risiko ini, investor harus menilai eksposur mereka terhadap deforestasi dan pelanggaran hak asasi manusia yang menyertainya, dengan fokus khusus pada rantai nilai komoditas berisiko seperti daging sapi, kopi, kedelai, kelapa sawit, karet, dan kayu.
NZAOA lantas meminta investor untuk mengambil upaya-upaya yang wajar untuk mengeliminasi deforestasi dalam portofolio investasi yang terkait dengan komoditas dengan risiko alih fungsi hutan tinggi pada 2030. Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk berdialog langsung dengan perusahaan portofolio dan pembuat kebijakan, serta menerbitkan laporan kemajuan secara berkala.
“Hutan memiliki pengaruh positif yang sangat besar dalam melindungi batas-batas planet kita dan menjaga kemakmuran ekonomi,” ujar Jan Kaeraa Rasmussen, Kepala Divisi Keberlanjutan di PensionDanmark. “Sebaliknya, kegagalan dalam menjaga ekosistem ini akan sangat merusak, tidak hanya bagi hutan, tetapi juga bagi pasar keuangan kita.”
Karena memiliki prospek investasi yang bersifat jangka panjang, pemilik aset sangat bergantung pada kesehatan dan stabilitas dari perekonomian dan pasar keuangan, kata NZAOA. Di tengah dinamika iklim dan lingkungan, deforestasi mengancam kedua aspek tersebut dan bisa mengganggu akses masyarakat terhadap asuransi dan dana pensiun.