Bisnis.com, PEKANBARU — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya mendukung kemandirian energi masyarakat di wilayah operasi Zona Rokan.
Lewat Program Desa Energi Berdikari (DEB), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang usaha hulu migas di bawah Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi itu mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis biogas bagi masyarakat di Desa Muktisari, Kecamatan Tapung, Kampar.
Corporate Secretary PHR Eviyanti Rofraida mengatakan bahwa kendati perusahaan dihadapkan pada berbagai macam tantangan operasi terutama penurunan produksi alamiah (natural decline), PHR masih bisa memenuhi kebutuhan energi nasional.
Tak hanya itu, imbuhnya, PHR juga tidak lupa berbagi dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, salah satunya dengan mengembangkan biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi alternatif.
“Tentunya kami tidak ingin berhenti di sini saja. Ke depannya diharapkan ada pengembangan lainnya yang dapat mendukung ketahanan energi sekaligus ketahanan pangan,” kata Evy di Desa Muktisari, Kecamatan Tapung, Kampar, Kamis (12/6/2025).
Adapun, program Desa Energi Berdikari tersebut merupakan wujud nyata dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Zona Rokan.
Menggandeng Yayasan Rumah Energi (YRE), PHR memberikan dukungan penuh dalam pengembangan infrastruktur energi terbarukan berupa 20 reaktor biogas di Desa Muktisari. Selain itu, juga ada satu reaktor biogas di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru dan delapan reaktor biogas juga dikembangkan di Kecamatan Bangko, Rokan Hilir.
DEB Muktisari merupakan salah satu program DEB di Zona Rokan yang telah berhasil mengembangkan biogas dari kotoran hewan sebagai sumber energi alternatif. Program ini bahkan mampu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dari biogas maupun bioslurry yang dihasilkan.
“Berkat inisiatif dan partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal, khususnya limbah ternak untuk menghasilkan biogas, Desa Muktisari kini bertransformasi menjadi percontohan sebagai Desa Energi Berdikari berbasis biogas,” kata Manager Community Involvement & Development (CID) PHR, Iwan Ridwan Faizal.
Menurut Iwan, total realisasi volume biogas yang dihasikan dari 29 unit reaktor biogas di Muktisari, Rumbai, dan Rokan Hilir sampai dengan Maret 2025 mencapai 205 m3 atau setara dengan energi kalor 197.478 kWh.
Sementara itu, potensi reduksi emisi dari penggunaan biodigester reaktor biogas mencapai 50,00 tCO2e per tahun.
Terkait dengan program desa energi mandiri yang dikembangkan oleh PHR, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengapresiasi kegiatan program pengembangan masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh PHR karena sebagai salah satu bentuk nyata manfaat industri hulu migas bagi masyarakat sekitar wilayah operasi.
“Melalui harmonisasi yang baik antara industri hulu migas dengan masyarakat sekitar, akan menjadi investasi sosial yang berharga untuk mendukung kelancaran operasi dan sekaligus modal bagi kemandirian berkembangnya masyarakat di sekitar wilayah operasi hulu migas,” kata Hudi.
Menurut dia, program desa energi mandiri berbasis biogas yang dikembangkan oleh PHR akan turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan energi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo melalui program Asta Cita.
“SKK Migas secara konsisten terus mendorong seluruh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi, sehingga akan semakin banyak tumbuh desa mandiri energi di seluruh wilayah operasi hulu migas yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia,” ujarnya.