Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Energi Surya AS Melambat Seiring Pergeseran Prioritas Trump

Kapasitas surya baru diproyeksikan akan lebih dari 10% lebih rendah pada 2030 dibandingkan tahun 2025.
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Pemasangan energi surya baru di AS diperkirakan akan turun selama 5 tahun ke depan.

Hal ini karena industri energi hijau tengah bergulat dengan perubahan kebijakan federal AS yang lebih memihak bahan bakar fosil, tarif, dan tantangan lainnya.

Presiden Solar Energy Industries Association (SEIA) Abigail Ross Hopper mengatakan kapasitas surya baru diproyeksikan akan lebih dari 10% lebih rendah pada 2030 dibandingkan tahun 2025. 

Prospek tersebut mencakup dampak yang diharapkan dari tarif federal baru pada berbagai bahan impor yang penting untuk proyek tenaga surya, termasuk baja dan aluminium.

Namun, prospek tersebut tidak mencakup potensi pemotongan kredit pajak energi bersih yang sedang dipertimbangkan dalam RUU anggaran Partai Republik di Kongres - ancaman besar lainnya bagi industri jika disahkan menjadi undang-undang.

Kredit pajak untuk proyek dan pabrik energi bersih yang tercantum dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi 2022 telah menopang pertumbuhan industri dalam 3 tahun terakhir.

"Namun, RUU yang disahkan DPR pafa bulan lalu dapat membatalkan apa yang telah menjadi ledakan di sektor tersebut," ujarnya dilansir Reuters, Senin (9/6/2025).

Tenaga surya menyumbang 69% dari pembangkitan listrik baru selama kuartal terakhir.

Industri tersebut memasang kapasitas 10,8 gigawatt pada kuartal I/2025, turun 7% dari tahun lalu tetapi masih mendekati rekor tertinggi.

Pada saat yang sama, 8 pabrik tenaga surya baru atau yang diperluas dibuka selama kuartal tersebut di negara bagian termasuk Texas dan Ohio.

"Semua itu adalah tanda-tanda positif, secara umum. Lihatlah semua kemungkinan ini. Dan Kongres mengancam semua perkembangan ini. Trump berkampanye dengan janji untuk mencabut keringanan pajak IRA, menyebutnya mahal, tidak perlu, dan merugikan bisnis," ucapnya.

Pemerintahan Donald Trump telah berupaya untuk meningkatkan produksi bahan bakar fosil dalam negeri sebagai bagian dari agenda dominasi energinya, yang mengecualikan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Industri surya AS berada di jalur yang tepat untuk memasang 48,6 GW tahun ini, tetapi akan turun menjadi 43,5 GW pada tahun 2030.

Permintaan dari pembeli korporat untuk proyek skala utilitas memicu momentum industri meskipun kekhawatiran tentang kebijakan federal akan membatasi pembangunan.

Pemasangan PLTS atap di perumahan turun 13% selama kuartal pertama menjadi 1,1 GW.

Sektor energi surya tengah berjuang dengan suku bunga tinggi, tarif, dan kebijakan negara yang kurang menguntungkan. 

Namun dari sisi pasar diperkirakan akan tumbuh antara tahun 2025 dan 2030 karena kenaikan tarif listrik yang menjadikannya tawaran yang lebih menarik bagi konsumen.

Sektor utilitas menyumbang 9 GW pemasangan pada kuartal 1/2025 dimana Texas, Florida, Ohio, Indiana, dan California menyumbang 65% dari kapasitas baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper