Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program CSR Jangan Lagi Sekadar Seremonial, tapi Dorong Keberlanjutan

Tak lagi sekadar program sosial yang bersifat one shot program, TJSL idealnya berubah menjadi instrumen strategis yang menciptakan nilai bersama.
Inovasi keberlanjutan Desa Energi Berdikari Pertamina di Desa Mernek, Kabupaten Cilacap./ Istimewa
Inovasi keberlanjutan Desa Energi Berdikari Pertamina di Desa Mernek, Kabupaten Cilacap./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Inisiatif program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memasuki babak baru. 

Tak lagi sekadar program sosial yang bersifat one shot program, TJSL idealnya berubah menjadi instrumen strategis yang menciptakan nilai bersama (Creating Shared Value/CSV), memperkuat bisnis inti, sekaligus menjawab tantangan sosial dan lingkungan di Indonesia.

PT Pertamina (Persero) beserta subholding gas-nya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), berkomitmen mendorong transformasi program TJSL-nya. Sebagai induk usaha dan subholding, kedua entitas ini mengklaim keberlanjutan dan kemandirian masyarakat dapat berjalan seiring dengan kepentingan korporasi.

Salah satu program unggulan TJSL Pertamina adalah Desa Energi Berdikari (DEB), yang menjadi tonggak transisi energi di tingkat masyarakat. Saat ini terdapat 172 DEB yang tersebar di Indonesia. Sebanyak 31 DEB mengusung tema ketahanan pangan.

Melalui DEB, masyarakat memanfaatkan EBT dari matahari, angin dan biogas untuk memberdayakan masyarakat desa, sehingga sekaligus berdampak pada perbaikan taraf ekonomi masyarakat, peningkatan pemberdayaan warga dan pengurangan emisi karbon.

Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina, Rudi Ariffianto menjelaskan, pemanfaatan energi terbarukan ini tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga menghidupkan industri kecil di desa, seperti pengolahan hasil pertanian atau peternakan.

"PLTS, biogas, dan micro-hydro ini kita kaitkan dengan industri skala kecil di sekitarnya. Jadi bagaimana sumber energi itu kemudian bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat,” ujar Rudi, belum lama ini. 

Pendekatan ini memastikan energi terbarukan menjadi motor penggerak ekonomi lokal, bukan sekadar simbol transisi hijau. 

Di luar aspek ekonomi dan lingkungan, pilar sosial TJSL Pertamina juga ikut diperkuat. Program beasiswa Sobat Bumi, misalnya, tidak sekadar memberikan bantuan finansial, tetapi juga menantang penerima untuk melahirkan inovasi yang berdampak di daerah asal mereka. 

Program yang sudah dijalankan oleh Pertamina Foundation sejak 2011 ini, sudah menyalurkan beasiswa kepada 5.316 orang. Selain memperoleh akses pendidikan, penerima beasiswa menjalankan peran keberlanjutan, yakni menjadi inisiator Desa Energi Berdikari Sobat Bumi.

Selain itu, Rudi juga menyebutkan bahwa penanganan stunting juga menjadi prioritas, yang sejalan dengan agenda pemerintah. 

Menurutnya, Pertamina menaruh perhatian penting untuk mendukung pengentasan stunting di bumi Indonesia. 

“Jadi yang akan jadi prioritas utama adalah lokasi-lokasi yang memang di situ ada operasinya Pertamina, karena kan lucu kalau di situ [wilayah operasi] tingkat stunting banyak,” tambahnya.

Dari Charity Menuju Creating Shared Value

Terkait inisiasi program-program TJSL, Kementerian BUMN menegaskan bahwa program pemberdayaan harus menciptakan dampak berkelanjutan dan relevan dengan bisnis inti. 

Koordinator Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian BUMN, Fahrudin Muhtamin mengatakan dukungan BUMN harus bisa membantu 15% UMKM binaan BUMN menjadi bankable pada 2034. Dengan begitu, akan mengurangi ketergantungan pada bantuan, dan mendorong kemandirian ekonomi.

Fajrudin juga mencontohkan program inovasi seperti "Memilah Sampah Menabung Emas" dari PT Pegadaian (Persero) yang dapat menjadi contoh konkrit. 

Program ini mendorong masyarakat memilah sampah yang kemudian dikonversi menjadi tabungan emas. 

Inisiatif ini tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga membuka lini bisnis baru bagi Pegadaian, memperluas portofolio dari sekadar penjualan emas di gerai konvensional ke jasa keuangan berbasis lingkungan yang inovatif.

"Melalui inisiatif seperti ini, masalah sosial masyarakat (pengelolaan sampah) terselesaikan, lingkungan terjaga, dan pada saat yang sama, lini bisnis BUMN berkembang,” ujarnya.

Adapun, menurutnya, saat ini program TJSL BUMN diarahkan untuk mendukung tiga pilar utama: pendidikan, lingkungan hidup, dan pembinaan UMKM, serta selalu dikaitkan dengan kepentingan operasional dan wilayah kerja perusahaan. 

Dengan demikian, TJSL bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan strategi bisnis yang memperkuat efisiensi, mendukung rekrutmen SDM, dan memperluas dampak sosial-ekonomi di wilayah operasi.

Sementara itu, sebagai subholding gas, PGN menterjemahkan program TJSL-nya dengan kekhasan perseroan. Menurut Fajriyah Usman, Corporate Secretary PGN, program-program TJSL Pertamina seperti Desa Energi Berdikari (DEB) dan penanganan stunting juga menjadi panduan bagi PGN. 

Meskipun Pertamina memiliki produk energi lainnya, PGN memfokuskan pada pemanfaatan gas bumi dan energi terbarukan lokal. Fajriyah mengatakan pentingnya diversifikasi energi dan pemanfaatan kearifan lokal di masing-masing daerah akan membantu menurunkan dominasi konsumsi energi impor. 

“PGN melihatnya sebagai pengelolaan portofolio yang lebih cerdas, disesuaikan dengan karakteristik dan potensi energi lokal,” katanya.

Adapun PGN mengedepankan program Eco Gas Move. Melalui program ini, PGN membagikan konverter gas kepada pengemudi mobil online, memungkinkan mereka berhemat hingga 55% biaya bahan bakar dan mengurangi emisi karbon.

Tidak hanya di sektor transportasi, Vice President CSR PGN, Krisdyan Widagdo Adhi menjelaskan, Eco Gas Move juga menyasar sentra industri tahu, desa terpencil dengan mikrohidro, hingga peternak sapi perah dengan instalasi biogas.

“PGN juga aktif mendukung ketahanan pangan melalui program Biosalin, memperkenalkan varietas padi tahan garam yang memungkinkan panen tiga kali setahun di lahan marginal,” ujarnya.

Pengukuran Dampak yang Kredibel

Transformasi TJSL/CSR dari sekadar program seremonial menuju penciptaan nilai bersama (Creating Shared Value/CSV) yang terintegrasi dengan strategi bisnis tak bisa lepas dari satu aspek krusial, yakni pengukuran dampak yang akuntabel. 

Tuntutan akuntabilitas sosial yang makin kuat di Indonesia mendorong lembaga seperti Proxima Research untuk menggarisbawahi pentingnya hal ini.

Proxima Research menekankan bahwa program community development harus berkelanjutan, terukur, dan berdampak. Proxima mendorong Social Return On Investment (SROI) sebagai alat ukur untuk mengevaluasi dampak program CSR.

Adapun penggunaan SROI di Indonesia masih sering sebatas formalitas pelaporan. Padahal, pengukuran dampak yang kredibel adalah kunci untuk membangun kepercayaan publik terhadap perusahaan dan memastikan CSR benar-benar menjadi investasi, bukan hanya beban. 

“SROI dapat membantu mengidentifikasi dan memetakan secara lengkap dampak positif dari setiap intervensi yang dilakukan, serta menjelaskan nilai dari investasi sosial dalam satuan yang dapat dipahami semua pemangku kepentingan,” ujar Hansen Julianto, Managing Director Proxima Research, dalam keterangan tertulis. 

Hal ini penting untuk menggeser paradigma CSR dari simbolik menjadi transformasional, mengajak pelaku industri untuk tidak hanya patuh, tetapi juga berdampak.

“Belum lagi, CSR seringkali dianggap sebagai beban perusahaan, tidak direncanakan, dan dikerjakan seadanya. Padahal CSR merupakan investasi penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan,” tambahnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper