Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Komitmen SIG dalam Menggunakan Bahan Bakar Alternatif

Industri semen merupakan kontributor penghasil emisi CO2 industri terbesar kedua. Sektor ini mewakili sekitar 7% emisi CO2 secara global.
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Industri semen nasional perlu mendorong penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih besar sebagai substitusi batu bara. Sebagai pemimpin pasar semen Tanah Air, PT Semen Indonesia, punya tanggung jawab ekstra dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca. 

Hal ini seiring dengan target pemerintah yang berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK dari sektor industri semen sebesar 2,75 juta ton CO2-eq dengan upaya mandiri atau 3,25 juta ton CO2-eq dengan dukungan internasional pada 2030.

Industri semen merupakan kontributor pengguna energi industri terbesar ketiga dan penghasil emisi CO2 industri terbesar kedua. Melansir data International Energy Agency, sektor ini mewakili sekitar 7 persen emisi CO2 secara global.

Upaya memangkas emisi sektor ini menjadi penting, mengingat proyeksi permintaan semen diproyeksikan meningkat hingga 20 persen pada 2050 dari 2022. Langkah strategis untuk memangkas emisi jadi harga mati. 

Melansir World Economic Forum, proses produksi klinker merupakan kontributor utama emisi dalam industri semen, sekitar 60 persen. Sisanya, disumbang oleh proses pemanasan tanur semen, yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dan gas. 

Fasilitas RDF

Melansir pemberitaan Bisnis sebelumnya, Indonesia sebentar lagi memiliki ​​fasilitas pengolahan dengan kapasitas pengolahan sampah hingga mencapai 2.500 ton per hari. Fasilitas RDF milik milik Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jakarta mulai dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk., sejak Maret 2024 dan saat ini telah mencapai progres 94,88 persen.

Adapun RDF Rorotan diklaim lebih besar dibandingkan dengan fasilitas pengolahan sampah RDF terbesar di dunia saat ini yang berada di Tel Aviv, Israel dengan kapasitas 1.500 ton per hari.

Rencananya RDF Rorotan akan mulai dioperasikan pada Februari 2025 dan menangani sampah domestik dari 16 kecamatan di DKI Jakarta. Dengan kapasitas input 2.500 ton sampah per hari, RDF Rorotan mampu menghasilkan output sebanyak 875 ton RDF dan mengurangi 30 persen volume sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Dalam membangun RDF Rorotan, WIKA mengadopsi teknologi pengolahan sampah terdepan dari berbagai negara, seperti primary shredder, secondary shredder, dynamic screener, dan wind shifter. Kombinasi teknologi ini menggunakan pemisahan material secara presisi untuk menghasilkan RDF berkualitas tinggi

Nantinya, diharapkan industri semen nasional dapat menyerap hasil produksi dari fasilitas-fasilitas pengolahan RDF yang sedang dikembangkan. Sebagai penguasa produksi semen nasional, PT Semen Indonesia, diharapkan dapat melakukan upaya ekstra dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca. 

Langkah SIG

Belum lama ini, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) berkomitmen meningkatkan porsi penggunaan bahan bakar alternatif dari sampah padat perkotaan untuk substitusi batu bara dalam produksi semen di fasilitas produksi. Sayang komitmen ini tidak disertai dengan tahapan penggunaannya. 

Direktur Utama SIG Donny Arsal mengatakan kolaborasi antara SIG dan Resinergi menjadi bukti bahwa pihaknya turut mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) pada 2030 yang menargetkan dekarbonisasi 31,89 persen.

"Inisiatif ini sejalan dengan Peta Jalan Keberlanjutan atau Sustainability Roadmap SIG 2030, serta arahan Kementerian BUMN untuk meningkatkan aksi penurunan emisi GRK dalam operasional bisnis,” kata Donny Arsal, melansir Antara, Sabtu (11/1/2025).

SIG mengklaim, merupakan pelopor di industri semen dalam pemanfaatan RDF sejak 2020. Berdasarkan penelusuran, sejauh ini SIG menggunakan RDF untuk pabrik Narogong dan Cilacap. 

“Sejak 2020 hingga 2022, total pemanfaatan RDF di dua pabrik tersebut telah mencapai 76 ribu ton, yang berasal dari TPST Bantargebang, RDF Plant Jeruklegi Cilacap dan TPST Wangon Banyumas," kata Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni, dikutip Antara

Mengutip informasi di laman perusahaan, sejauh ini, fasilitas SIG dapat menyerap RDF lebih dari 460.000 ton per tahun atau setara dengan volume sampah lebih dari 1 juta ton per tahun. Dengan pengembangan ke depan, fasilitas SIG diproyeksi dapat menyerap RDF lebih dari 770.000 ton per tahun atau setara volume sampah lebih dari 1,6 juta ton per tahun.

Mengenal RDF

Refuse Derived Fuel (RDF) adalah sampah mudah terbakar yang telah dipisahkan dari limbah atau sampah melalui proses pemilahan, pengayakan, dan proses pra pengolahan (pre treatment) lainnya. 

Mengutip jurnal bertajuk Kajian Analisis Potensi Off-taker Refuse Derived Fuel (RDF) untuk Mendukung Pengembangan Pengolahan Sampah Ramah Iklim yang Terintegrasi, RDF umumnya diperoleh dari limbah industri, sampah domestik (municipal solid waste). Nantinya, residu biomassa yang telah melalui proses pemilahan dan reduksi menjadi ukuran yang lebih kecil. 

Limbah ini, yang biasanya diambil dari lokasi industri atau komersial, dicacah, dikeringkan, dibungkus, lalu akhirnya dibakar untuk menghasilkan listrik. Kripik sampah ini bisa jadi sumber energi terbarukan yang memastikan limbah tidak dibuang ke tempat pembuangan sampah dan malah dimanfaatkan dengan baik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper