Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polusi di Level Berbahaya, India Terapkan Pembatasan di New Delhi

Pemerintah India kembali memberlakukan pembatasan aktivitas setelah polusi di ibu kota New Delhi mencapai level berbahaya
Ibu kota India, New Delhi, diselimuti kabut asap polusi di pengujung 2024/Bloomberg
Ibu kota India, New Delhi, diselimuti kabut asap polusi di pengujung 2024/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – India kembali menerapkan pembatasan aktivitas di ibu kota New Delhi karena kualitas udara yang memburuk mencapai level berbahaya di wilayah utara.

Berdasarkan pemberitaan Reuters, otoritas setempat menginstruksikan pemberlakuan aktivitas belajar mengajar secara hybrid dan jadwal kerja bergilir di kantor pemerintahan. Pembatasan kendaraan juga diberlakukan di New Delhi dan beberapa wilayah sekitar.

Instruksi ini diserukan setelah Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) menunjukkan angka 379 pada Senin (16/12/2024) atau dalam kategori sangat buruk.

Sementara itu, data dari jasa pemantauan kualitas udara asal Swis IQAir menunjukkan bahwa kualitas udara di New Delhi mencapai level 603 atau sangat berbahaya (hazardous) pada Selasa (17/12/2024). Kualitas udara ini dapat membahayakan kesehatan dan bisa secara serius mempengaruhi masyarakat dengan penyakit bawaan.

“Pembatasan ini diberlakukan dengan mempertimbangkan kondisi meteorologi yang sangat tidak mendukung, termasuk angin yang tenang," kata Komisi Pengelolaan Kualitas Udara (CAQM), yang bertanggung jawab atas kualitas udara di wilayah ibu kota India.

Polusi tinggi dan kualitas udara buruk merupakan salah satu masalah yang rutin dihadapi India pada musim dingin. Penurunan suhu telah memicu lapisan dingin di dekat permukaan tanah terperangkap oleh lapisan udara hangat di atasnya. Hal ini menghalangi penyebaran polusi oleh angin sehingga partikel berbahaya terkonsentrasi menjadi kabut asap tebal.

Di tengah kualitas udara yang memburuk, sebagian besar pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di India justru diperkirakan kembali gagal memenuhi target pengurangan polusi.

Sekitar tiga perempat pembangkit listrik tenaga batu bara yang belokasi di dekat kota-kota besar diperkirakan gagal memenuhi target pemasangan alat pengendali emisi sulfur dioksida pada akhir tahun, berdasarkan laporan Bloomberg.

Jika sistem tersebut diterapkan sepenuhnya, emisi sulfur dioksida di India bisa berkurang hampir dua pertiga, sehingga meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper