Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barbados Selesaikan Pengalihan Utang US$125 Juta untuk Ketahanan Iklim

Barbados menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi mekanisme debt swap untuk pembangunan proyek ketahanan iklim
Ilustrasi pembiayaan iklim
Ilustrasi pembiayaan iklim

Bisnis.com, JAKARTA – Barbados menjadi negara pertama di dunia yang melakukan pengalihan utang atau debt swap senilai US$125 juta untuk investasi ketahanan iklim.

Debt swap atau debt redirection merupakan keringanan yang diberikan kreditur dengan mengalihkan sebagian atau seluruh utang peminjam untuk proyek tertentu.

Dalam konteks Barbados, negara Karibia tersebut bakal dibebaskan dari kewajiban pembayaran utang. Namun, mereka tetap harus menggantinya melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung ketahanan iklim seperti pengairan, ketahanan pangan dan perlindungan lingkungan.

Kesepakatan ini adalah debt swap pertama yang secara langsung membebaskan kewajiban utang untuk adaptasi iklim. Di sisi lain, pengalihan utang menjadi mekanisme pembiayaan iklim yang makin populer diadaptasi oleh negara-negara. El Salvador dan Bahama tercatat telah menyelesaikan skema serupa tahun ini.

Menurut pihak yang terlibat, kesepakatan ini menjadi tolok ukur baru dalam pembiayaan adaptasi iklim tanpa menambah beban utang publik, sekaligus membantu mencapai kebutuhan pendanaan US$359 miliar per tahun untuk membantu negara berkembang menghadapi perubahan iklim. Beberapa negara lain dikabarkan telah menyatakan minat mengikuti langkah Barbados.

Barbados sendiri tengah menghadapi sejumlah bencana imbas dari perubahan iklim seperti kelangkaan air. Ketersediaan air untuk kebutuhan penduduk dan aktivitas ekonomi tercatat berada di bawah rata-rata global di negara tersebut. Adapun pengalihan utang ini diharapkan bisa mendanai proyek manajemen air dan ketahanan pangan baru bagi Barbados.

“Dalam menghadapi krisis iklim, transaksi inovatif ini menjadi model bagi negara-negara rentan, memberikan manfaat adaptasi yang cepat bagi Barbados,” kata Perdana Menteri Barbados Mia Mottley dalam siaran persnya sebagaimana dikutip Reuters.

Sebagai tokoh terkemuka dalam mendorong pembiayaan untuk negara-negara rentan iklim, Mottley juga dikenal melalui Bridgetown Initiative, inisiatif yang menyerukan reformasi lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia untuk mengatasi tantangan utang tinggi, perubahan iklim, dan perlambatan pertumbuhan.

Salah satu pilar utama rencana Barbados untuk meningkatkan keamanan dan pasokan air adalah pembangunan New South Coast Water Reclamation dan Re-use Facility. Proyek ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan air Barbados dua kali lipat pada 2050.

Untuk mendukung pembangunan infrastruktur ini melalui debt swap, Inter-American Development Bank (IDB) dan Green Climate Fund (GCF) menyediakan pinjaman awal senilai US$70 juta, sementara penghematan jangka panjang dari swap digunakan sebagian untuk melunasi utang tersebut. GCF juga memberikan hibah tambahan sebesar US$40 juta.

Barbados membeli kembali obligasi domestik senilai US$293,3 juta dengan menggunakan pinjaman berkelanjutan senilai hampir 600 juta dolar Barbados atau sekitar U$297 juta dari CIBC Caribbean Bank, Scotiabank, dan RBC Royal Bank. Pinjaman ini mengintegrasikan target kinerja keberlanjutan, dengan penalti keuangan jika target tersebut tidak tercapai.

Pinjaman ini didukung pula oleh jaminan dari Bank Investasi Eropa dan IDB yang masing-masing memberikan pinjaman US$150 juta. Presiden IDB Ilan Goldfajn menyebut kesepakatan ini sebagai "tonggak penting” dalam pembiayaan iklim.

"Ini adalah operasi pengalihan utang untuk iklim pertama yang difokuskan pada ketahanan iklim. Dampaknya luas dengan inovasi dan kemitraan yang bekerja," katanya.

IMF menyebut pengalihan utang ini sebagai salah satu cara yang ditempuh Barbados untuk mengurangi rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) mereka. Barbados membidik rasio utang menjadi 60% pada 2036 dari 105% pada akhir September 2024.

Adapun mekanisme debt swap Barbados turut dijamin oleh Bank Investasi Eropa dan merupakan bagian dari proyek Global Gateway yang diinisiasi Uni Eropa. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menarik negara-negara Selatan Global yang sebelumnya mengandalkan Uni Eropa, sebuah inisiatif untuk menarik negara-negara Selatan Global yang sebelumnya mengandalkan pembiayaan infrastruktur Belt & Road Initiative dari China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper