Bisnis.com, JAKARTA — Dekarbonisasi sektor industri hingga transportasi dinilai menjadi yang sulit dilakukan dalam upaya transisi energi.
Hal tersebut tercatat dalam laporan yang dirilis Citi Global Perspectives & Solutions (GPS) berjudul “Hard to Abate Sectors and Emissions II: The Road to Decarbonization”, dikutip Sabtu (7/9/2024).
Adapun, laporan tersebut membahas tantangan dan peluang terkait pengurangan emisi di sektor-sektor yang sulit untuk didekarbonisasi, seperti baja, semen, pengiriman, dan penerbangan.
"Sektor-sektor ini bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga emisi gas rumah kaca terkait energi," tulis laporan tersebut.
Pengurangan emisi yang signifikan di sektor-sektor penting tersebut bisa dilakukan melalui inovasi teknologi, kerangka kebijakan, hingga peluang investasi.
Laporan ini juga menekankan pentingnya upaya kolaboratif antara pemerintah, bisnis, dan lembaga keuangan untuk mengatasi krisis iklim global.
Baca Juga
Adapun, investasi dalam transisi energi telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari $212 miliar pada 2013 menjadi lebih dari $1,7 triliun pada 2023.
Sebagian besar investasi ini dilakukan pada transportasi listrik dan listrik ramah lingkungan. Kendati demikian, perlu adanya peningkatan investasi pada teknologi dan sektor lain.
Citi mencatat banyak dari sektor seperti seperti baja, semen, pengiriman, dan penerbangan diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang. Faktanya, jika tidak ada tindakan yang diambil, emisi dari sektor-sektor ini dapat meningkat lebih dari 50% pada pertengahan abad ini.
Cara mengurangi emisi dari sektor yang sulit dikurangi tersebut dapat dibagi menjadi empat kategori, yakni energi terbarukan dan nuklir, hidrogen bersih, CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage), dan biomassa.