Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank DBS Buka Peluang Investasi Proyek Transisi Energi RI, Ini Syaratnya

Bank DBS Indonesia membuka peluang untuk melakukan investasi ke berbagai proyek transisi energi RI yang dinilai memiliki potensi.
Teknisi melakukan pemeriksaan panel surya di gedung kawasan Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Teknisi melakukan pemeriksaan panel surya di gedung kawasan Jakarta, Selasa (9/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bank DBS Indonesia menerapkan pertimbangan khusus sebelum menyalurkan pendanaan ke berbagai proyek transisi energi di Indonesia yang dinilai memiliki potensi.

Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia, Heru Gautama Hatman mengatakan perusahaan selalu mempertimbangkan kesiapan proyek sebelum mengucurkan pendanaan.

Bank DBS melihat kesiapan proyek dari sisi environmental, sustainable and governance atau ESG," kata Heru dalam keterangannya, dikutip Kamis (8/8/2024).

Menurutnya, pertimbangan tersebut merupakan bagian dari advokasi keuangan berkelanjutan dalam pendanaan perusahaan.

Keuangan berkelanjutan merupakan ekosistem kebijakan, regulasi, norma, standar, produk, transaksi, dan jasa keuangan yang menyelaraskan kepentingan ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial dalam pembiayaan kegiatan berkelanjutan.

Heru berpendapat proyek transisi energi di Indonesia memiliki risiko pergerakan valuasi komoditas di pasar yang menjadi pertimbangan sebelum melakukan investasi.

Di sisi lain, lanjutnya, Bank DBS Indonesia mendorong lebih banyak pelaku usaha lokal bisa terlibat dalam transisi energi di Indonesia. Misalnya dalam penyediaan panel solar agar dapat mengurangi impor.

Dia mencontohkan Bank DBS telah menyalurkan pendanaan ke India yang melibatkan pelaku lokal bernama ReNew Power untuk pembuat solar panel.

Komitmen pada transisi energi juga ditunjukkan Bank DBS dengan bergabung dalam Net-Zero Banking Alliance (NZBA) dan Glasgow Financial Alliance for Net-Zero (GFANZ). Ini adalah gabungan aliansi bank yang berkomitmen terhadap nol emisi karbon di tingkat global.

Sementara itu, Partner and Head of Asia Pacific Sustainable Finance and Policy Systemiq Masyita Crystallin mengatakan, pendanaan untuk transisi energi di Indonesia memerlukan ekosistem yang sudah matang. Unsur ekosistem itu terdiri dari implementasi, regulasi, dan investasi.

“Taksonomi keuangan kita juga perlu diperhatikan, apakah sama dengan negara-negara Asean misalnya. Itu akan memudahkan pendanaan dan pembentukan ekosistem yang sehat,” kata Masyta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper