Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir komitmen Kementerian BUMN dalam mendukung pengembangan hilirisasi energi hijau di Indonesia.
Erick mengatakan komitmen ini tecermin dalam groundbreaking ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Minggu (29/6/2025). Proyek ini merupakan kerja bersama yang melibatkan Kementerian BUMN bersama Danantara melalui PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), Indonesia Battery Corporation (IBC), serta konsorsium CATL, Brunp dan Lygend (CBL).
"Presiden Prabowo Subianto terus mendorong agar BUMN mengambil peran strategis dalam hilirisasi industri, serta mendukung penuh transformasi menuju industri hijau, khususnya dalam industri baterai terintegrasi," ujar Erick melalui keterangan di Jakarta, dikutip Selasa (1/7/2025).
Erick menjelaskan konsorsium BUMN yang berada di bawah naungan Danantara akan fokus pada pengelolaan investasi dan operasionalisasi berkesinambungan.
"Indonesia tidak lagi sekadar menambang dan mengekspor bahan mentah, melainkan membangun industri bernilai tambah hingga produk akhir seperti baterai kendaraan listrik," ucap Erick.
Proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar US$5,9 miliar. Proyek ini akan menciptakan rantai nilai industri dalam negeri yang kuat, mulai dari penambangan nikel hingga produksi baterai berstandar global.
Baca Juga
Erick menyebut, proyek pabrik baterai di Karawang tidak hanya akan memasok kebutuhan kendaraan listrik nasional, tetapi juga menargetkan ekspor baterai berkualitas tinggi ke pasar global.
Di Karawang, pabrik sel baterai berkapasitas awal 6,9 gigawatt hour (GWh) tengah dibangun dan akan dikembangkan hingga 15 GWh dalam lima tahun. Pabrik ini ditargetkan beroperasi pada 2026 guna melayani pasar kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi baik domestik maupun ekspor.
Erick menegaskan bahwa manfaat dari proyek strategis ini tidak hanya akan dirasakan oleh sektor industri, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya, salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar.
"Kita berbicara tentang 8.000 tenaga kerja langsung dan ribuan lapangan kerja lain secara tidak langsung, termasuk dari sektor pendukung seperti katering dan transportasi," katanya.
Lebih lanjut, Erick menyampaikan bahwa keterlibatan mitra global seperti CATL, Brunp dan Lygend dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik akan memperkuat posisi Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok internasional.
Dengan terbangunnya ekosistem industri baterai kendaraan listrik ini, Erick berharap Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi, tetapi juga memperkuat posisi sebagai salah satu pusat produksi dan inovasi teknologi hijau di kawasan Asia dan dunia.