Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambahan Kapasitas Pembangkit Surya China Sentuh Rekor pada April 2025

China menambah 45 gigawatt (GW) kapasitas listrik bertenaga surya pada April 2025, tertinggi untuk pemasangan bulan tersebut
Para pekerja berjalan di salah satu pembangkit listrik tenaga surya di Tongchuan, provinsi Shaanxi, China, 11 Desember 2019./Reuters-Muyu Xu
Para pekerja berjalan di salah satu pembangkit listrik tenaga surya di Tongchuan, provinsi Shaanxi, China, 11 Desember 2019./Reuters-Muyu Xu

Bisnis.com, JAKARTA — Penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di China pada April 2025 mencapai rekor tertinggi untuk bulan tersebut. Rekor ini seiring dengan geliat para pengembang dalam menyelesaikan proyek energi terbarukan sebelum perubahan kebijakan diberlakukan.

Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Energi Nasional (National Energy Administration/NEA), China memasang sekitar 45 gigawatt (GW) tenaga surya pada bulan lalu. Instalasi ini tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, berdasarkan perhitungan Bloomberg dari data resmi.

Instalasi tenaga surya biasanya mengalami lonjakan pada Desember karena banyak perusahaan menutup tahun fiskal mereka atau mengejar target tahunan. Namun, lonjakan tajam di pertengahan tahun ini melanjutkan tren yang dimulai sejak kuartal pertama, ketika para pengembang berlomba menyelesaikan proyek sebelum perubahan kebijakan harga diberlakukan.

Lonjakan ini didorong oleh upaya untuk mengamankan tarif listrik tetap, sebelum transisi ke sistem harga baru berbasis pasar yang dimulai pada Mei dan Juni.

Meski begitu, momentum tersebut diperkirakan akan melambat karena permintaan menurun setelah kebijakan baru mulai berlaku.

Harga di seluruh rantai pasok industri surya, termasuk wafer dan modul, telah mulai turun sejak April. Hal mencerminkan lemahnya sentimen pasar, menurut Asosiasi Industri Silikon China.

Sementara itu, produksi sel surya (solar cells) pada April turun sekitar 8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut data dari Biro Statistik Nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa permintaan mulai menyusut. Namun, produksi tetap naik 33% secara tahunan, mencapai 72 GW.

Sebagai tambahan, China juga menambahkan 5,3 GW tenaga angin dan 3,7 GW tenaga termal pada April, menurut NEA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper