Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan tenaga surya China akan melanjutkan ekspansi mereka ke pasar-pasar luar negeri yang sedang berkembang selama gencatan senjata tarif selama 90 hari antara AS dan China yang membawa lingkungan perdagangan yang lebih stabil.
Ketua Jinko Solar Co. Li Xiande mengatakan pelonggaran kebijakan tarif antara China dan AS kondusif untuk menyediakan lingkungan perdagangan luar negeri yang relatif stabil bagi sektor tenaga surya dan penyimpanan energi.
"Perusahaan akan menggunakan periode tersebut untuk mengejar diversifikasi rantai pasokan global," ujarnya dilansir Bloomberg, Jumat (16/5/2025).
Bahkan sebelum perang dagang terakhir, produk solar China yang ditujukan ke AS telah menghadapi tarif selama lebih dari satu dekade. Para produsen menanggapinya dengan mendirikan operasi di negara-negara yang tidak terpengaruh oleh bea masuk pada saat itu.
Namun, kebijakan tarif yang luas dari Presiden AS Donald Trump termasuk bea masuk atas impor solar dari empat negara Asia Tenggara, berarti relokasi lebih lanjut akan diperlukan.
Jinko bermaksud meningkatkan kapasitasnya di Timur Tengah dengan proyek sel surya dan modul 10 gigawatt di Arab Saudi yang dikembangkan bersama dengan Dana Investasi Publik dan Vision Industries milik kerajaan tersebut. Perusahaan tersebut melihat hampir 60% produknya dipasarkan ke luar negeri pada 2024 dimana menyasar pasar berkembang di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara yang tengah tumbuh pesat.
Baca Juga
Kepala Eksekutif CSI Solar Co Zhuang Yan menuturkan tarif timbal balik antara AS dan China akan berdampak relatif kecil karena pada dasarnya tidak ada ekspor surya langsung dari China ke AS dengan bea masuk yang ada. Afiliasi Canadian Solar Inc. yang terdaftar di Nasdaq akan memanfaatkan dengan baik kapasitasnya di Asia Tenggara dan kawasan lain selama penangguhan 90 hari, sambil memindahkan sebagian produksi dan pengadaan ke kawasan dengan biaya tarif yang lebih rendah.
CSI juga melirik Timur Tengah tetapi perusahaan akan memprioritaskan pasar luar negeri lainnya di tengah persaingan ketat di sana. Perusahaan akan melanjutkan proyek modul surya 5 gigawatt di AS yang diharapkan mencapai kapasitas yang dirancang pada paruh kedua tahun ini dan produksi setahun penuh diperkirakan lebih dari 3 gigawatt tahun ini.
Di sisi lain, Tongwei Co. saat ini tidak memiliki rencana untuk membangun kapasitas produksi di luar negeri, meskipun telah menjajaki lokasi dalam beberapa tahun terakhir di pasar berkembang di Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin.