Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memudarnya Pamor Tesla Milik Elon Musk di Tengah Gempuran BYD

Penjualan mobil listrik Tesla di pasar China terkoreksi selama lima bulan berturut-turut, sementara BYD terus memperbesar pangsa pasarnya
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo
Pengunjung melihat-lihat mobil Tesla Model 3 di samping Model Y yang dipajang di showroom Tesla di Beijing, China, 4 Februari 2023./Reuters-Florence Lo

Bisnis.com, JAKARTA — Tesla Inc. hampir selalu jadi nama yang pertama melintas ketika obrolan mengenai kendaraan listrik (electric vehicles/EV) mengemuka. Namun situasi itu kini berubah, terutama di salah satu pasar otomotif terbesar di dunia, China.

Kinerja perusahaan milik Elon Musk itu tercatat terkoreksi selama lima bulan berturut-turut di Negeri Panda berdasarkan data China Passenger Car Association.

Pengiriman mobil listrik Tesla anjlok 49% pada Februari 2025 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan tersebut hanya menjual 30.688 unit EV sepanjang Februari, terendah sejak Juli 2022.

Laporan Asosiasi juga memperlihatkan bahwa Tesla kini hanya menempati peringkat ke-11 dari 12 produsen mobil terbesar di China, dengan pangsa di bawah 5%. Bersama dengan merek internasional lainnya, pangsa Tesla terus turun sejak 2017.

Sebaliknya, pemain lokal BYD Co. justru menorehkan pertumbuhan pangsa yang signifikan. Perusahaan otomotif milik Wang Chuanfu yang berhenti memproduksi mobil berbahan bakar bensin sejak 2022 itu kini menggenggam pangsa mendekati 15%.

BYD telah menjual lebih dari 318.000 kendaraan listrik murni dan hibrida sepanjang Februari 2025, naik 161% secara tahunan. Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini juga mencatatkan rekor penjualan luar negeri, dengan total ekspor mencapai 67.025 unit.

Kesuksesan BYD menjadi alasan utama mengapa Tesla kehilangan pangsa pasarnya.

Di belahan dunia lain, penjualan Tesla juga merosot tajam seiring dengan keterlibatan Musk dalam dunia politik. Di Jerman, penjualan Tesla anjlok 76% menjadi hanya 1.429 unit bulan lalu, bahkan ketika pendaftaran kendaraan listrik secara keseluruhan meningkat.

Penurunan Tesla di China lebih disebabkan oleh lini produk yang terbatas dan usang, terutama dibandingkan dengan model BYD dan merek lain yang lebih modern dan menarik, menurut analisis Bloomberg.

Data akhir tahun menunjukkan pangsa pasar Tesla di China hanya 2,6%, angka terendah dalam 12 bulan terakhir, menurut China Automotive Technology and Research Center.

Grafik lain menunjukkan bagaimana BYD telah merebut posisi Tesla di segmen yang sebelumnya dikuasai oleh perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

Baik Model Y maupun Model 3, dua kendaraan yang diproduksi Tesla di Shanghai, hanya mengalami sedikit pemotongan harga, bukan penurunan drastis. Harga rata-rata untuk membeli Tesla di China masih dibanderol sekitar US$33.500 atau sekitar Rp546 juta (kurs Rp16.320 per dolar AS).

Sebaliknya, model terlaris BYD tahun ini, hatchback sporty bernama Song Plus, mengalami pemotongan harga antara 8% hingga 18%, tergantung spesifikasi. Model Song Plus EV yang paling mahal dijual dengan harga sekitar US$21.000 atau sekitar Rp342 juta—jauh lebih murah dibandingkan Tesla.

Sementara itu, model BYD lainnya yang sangat populer, Seagull, yang telah terjual sekitar 82.435 unit tahun ini, dibanderol dengan harga rata-rata hanya US$9.900 atau Rp161 juta.

Produsen mobil China juga telah meningkatkan permainan mereka dalam hal perangkat lunak yang disesuaikan dengan kondisi berkendara domestik.

BYD mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka akan membawa teknologi bantuan berkendara canggih ke segmen pasar yang lebih luas dengan menyematkan sistem God’s Eye bahkan pada mobil termurahnya. Kini, fitur seperti lane keeping dan adaptive cruise control tidak lagi eksklusif untuk mobil kelas menengah ke atas, tetapi juga tersedia untuk semua orang.

Geely Automobile Holdings Ltd., produsen mobil dengan pangsa pasar terbesar keempat di China, juga mengumumkan minggu lalu bahwa sistem pilot berbasis kecerdasan buatan (artifical intelligence/AI) mereka akan diterapkan ke seluruh mereknya, termasuk Galaxy, Zeekr, dan Lynk. Teknologi G-Pilot itu memungkinkan mobil untuk bernavigasi di jalan tol dan parkir secara otomatis.

Tesla tentu tidak tinggal diam melihat performa ini. Selain peluncuran ulang Model Y bulan lalu, Tesla juga mengaktifkan fitur bantuan berkendara di China yang mirip dengan Full Self-Driving (FSD) di AS. Namun, pelanggan yang ingin menggunakan fitur ini harus merogoh kocek lebih dalam sebesar 64.000 yuan (US$8.800)—hampir sama dengan harga satu mobil BYD.

“Bagi Tesla, menyesuaikan strategi harga, baik untuk fitur bantuan berkendara maupun kendaraannya sendiri, menjadi hal yang sangat penting,” tulis Bloomberg.

Penawaran paket FSD yang berjenjang atau opsi berlangganan, seperti yang sudah diterapkan di AS, bisa memperluas daya tarik EV mereka. Konsumen China sangat mementingkan fitur perangkat lunak cerdas dalam mobil mereka dan hal ini bisa menjadi peluang bagi Tesla untuk memanfaatkan kekuatan teknologinya, terutama ketika daya tarik Elon Musk di mata sebagian konsumen mulai memudar.

Tesla juga dapat mempertimbangkan untuk lebih banyak menggunakan komponen lokal dan memanfaatkan rantai pasokan China yang sangat efisien. Dengan demikian, Tesla tidak hanya memproduksi mobil berbasis listrik, tetapi juga yang benar-benar dikuatkan oleh teknologi canggih.

Dinamika di pasar China dipahami dengan baik oleh BYD. Meski demikian, tantangan terbesar BYD kini adalah apakah mereka bisa mereplikasi kesuksesan serupa di pasar otomotif besar di luar China, meskipun menghadapi hambatan tarif. Bagaimanapun, dibutuhkan waktu dan investasi besar untuk membangun reputasi merek di luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper