Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan China Impor Perdana Sawit RSPO di Bawah Sistem IP

Perusahaan pengolahan susu asal China melakukan impor perdana sawit berkelanjutan RSPO di bawah sistem IP
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen produk olahan susu Yili Industrial Group menjadi perusahaan asal China pertama yang mengimpor minyak sawit bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di bawah model identity preserved (IP).

Impor perdana ini ditandai dengan tibanya sebagian dari total komitmen impor 750 ton sawit bersertifikat berkelanjutan di pelabuhan Shanghai. Yili Group sendiri merupakan salah satu produsen olahan susu terbesar di dunia.

Importasi produk sawit ini turut melibatkan Arawana Holdings Co., Ltd (Yihai Kerry). Mereka adalah pedagang minyak sawit terbesar di China yang beroperasi di bawah keanggotaan grup RSPO milik Wilmar.

Model IP sendiri memastikan bahwa minyak sawit bersertifikat dipisahkan dari pasokan konvensional di sepanjang rantai pasok, sehingga ia menjamin jejak keberlanjutan dan keterlacakan. Pengiriman ini menjadi momen penting setelah Shanghai Kerry Food Industries yang berada di bawah Wilmar meraih sertifikasi RSPO-IP pada Agustus 2024.

Minyak sawit merupakan salah satu bahan baku penting dalam produksi es krim Yili. Pada 2023, Yili mengonsumsi 35.000 ton minyak sawit, di mana 360 ton (1,03%) bersertifikat RSPO dengan model Mass Balance (MB).

“Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, tidak hanya untuk Yili Group tetapi juga untuk pasar China. Hal ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan komitmen keberlanjutan China," ujar juru bicara Yili Group dalam siaran pers, Selasa (26/11/2024).

Dalam Laporan Keberlanjutan 2023, Yili menargetkan peningkatan pembelian minyak sawit bersertifikat RSPO-IP sebesar 50 ton per tahun hingga mencapai 650 ton pada 2030. Perusahaan ini juga berkomitmen menghapus deforestasi dalam rantai pasok minyak sawit, kedelai, serta pulp dan kertas pada 2030.

Manajer Departemen Hubungan Publik Yihai Kerry Zhang Daopeng menambahkan bahwa perusahaannya membuka peluang kemitraan yang lebih kuat dengan para pelaku industri untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama.

Pengiriman ini menandai langkah positif bagi China dalam meningkatkan penggunaan minyak sawit bersertifikat RSPO. Komitmen yang terus tumbuh di kalangan perusahaan China terhadap keberlanjutan diperkirakan akan mempercepat permintaan minyak sawit berkelanjutan di pasar domestik.

Sebagai importir minyak sawit terbesar kedua di dunia, China kini memiliki lebih dari 440 anggota RSPO. Hal ini turut mencerminkan peningkatan keterlibatan industri dalam keberlanjutan.

CEO RSPO Joseph D’Cruz mengatakan kedatangan sawit bersertifikat RSPO-IP pertama di China menandai langkah signifikan dalam mendukung agenda keberlanjutan China.

“Hal ini mencerminkan kepemimpinan dan komitmen perusahaan seperti Yili Group dan Yihai Kerry dalam membangun rantai pasok minyak sawit yang bertanggung jawab dan adil. RSPO tetap berdedikasi untuk bekerja bersama perusahaan-perusahaan China yang mengambil langkah berani menuju tujuan keberlanjutan mereka,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper