Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT G20: RI Bakal Dorong Isu Pembiayaan Transisi Energi yang Masih 'Alot'

Indonesia disebut akan masih mendorong isu pembiayaan transisi energi yang disebut masih belum secara solid disepakati di KTT G20 di Brazil
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi

Bisnis.com, RIO DE JANEIRO - Indonesia disebut akan masih mendorong isu pembiayaan transisi energi yang disebut masih belum secara solid disepakati antara negara-negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brazil, 18-19 November 2024.

Sebagai salah satu negara anggota, nantinya Indonesia akan diwakili oleh Presiden Prabowo Subianto pada puncak perhelatan Forum G20 yang berada di bawah Presidensi Brazil selama satu tahun terakhir.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, isu pembiayaan transisi energi juga merupakan fokus pemerintah Indonesia serta Presidensi G20 yang dipegang pada 2022 lalu.

Airlangga menyebut, hingga Presidensi Brazil tahun ini, Indonesia masih mendorong isu yang juga menjadi prioritas saat Indonesia memimpin G20, 2 tahun yang lalu. Menurutnya, perundingan hingga realisasi pembiayaan transisi energi masih 'alot'.

Dia mengungkap, alotnya perundingan soal transisi energi tidak hanya berlangsung di G20 namun juga di forum-forum internasional yang lain.

"Karena seperti di dalam COP di Baku, komitmen mengenai pembiayaanya itu masih belum solid. Dan kita ketahui di G20 kita ada yang namanya JETP dan AZEC," tuturnya kepada wartawan di Hotel Hilton Rio de Janeiro Copacabana, Brazil, Minggu (17/11/2024).

Di sisi lain, imbuh Airlangga, Brazil dan Inggris ingin mebuat Global Alliance lain terkait dengan pembiayaan transisi energi. Namun, Indonesia akan memiliki sikap tersendiri terhadap inisiatif dua negara anggota G20 itu.

"Tapi posisi kita mengatakan, sudah banyak kegiatan atau fokus terhadap climate change, transisi energi, sehingga lebih baik fokus untuk per kegiatan yang telah disepakati," ucap mantan Menteri Perindustrian itu.

Adapun Indonesia dalam Forum G20 akan mendorong reformasi lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia agar bisa lebih merata dari sisi pembiayaan untuk negara-negara berkembang. Airlangga mengaku bahwa pembiayaan transisi energi masih lebih rumit.

"Karena dari kita merasa bahwa trnsisi energi pembiayaannya masih lebih rumit, jadi tidak mudah. Angkanya besar tetapi implementasinya sedikit. Nah itu mesti didorong lagi," ujarnya.

Kendati demikian, Politisi Partai Golkar itu mengaku bahwa pembiayaan transisi energi rumit untuk diwujudkan karena adanya kriteria-kriteria berbeda. Indonesia pun termasuk dalam beberapa global alliance untuk pembiayaan transisi energi seperti Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Asia Zero Emission Community (AZEC).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper