Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank DBS Indonesia Targetkan Pembiayaan Hijau Dobel Digit

Pada 2023, Bank DBS Indonesia mengucurkan pendanaan berkelanjutan sebesar Rp6,1 triliun atau melompat lima kali lipat atau 540% dari Rp1,1 triliun pada 2022.
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS
Gedung Bank DBS Indonesia di Jakarta/dok. DBS

Bisnis.com, JAKARTA - Dua tahun terakhir, penyaluran pembiayaan berkelanjutan PT Bank DBS Indonesia meningkat secara signifikan. Pada 2024-2025, perseroan menargetkan pembiayaan hijau tumbuh dobel digit.

Tren positif itu ditargetkan terus berlanjut sejalan dengan komitmen kuat untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG), serta Pilar kerja keberlanjutan perusahaan.

Pada 2023, Bank DBS Indonesia mengucurkan pendanaan berkelanjutan sebesar Rp6,1 triliun. Jumlah penyaluran kredit berkelanjutan melompat lima kali lipat atau 540% dari realisasi Rp1,1 triliun pada 2022 dan melampaui target Rp1,3 triliun yang ditetapkan untuk 2023.

Kredit terkait ESG Bank DBS Indonesia pada 2023 setara dengan 9,61% dari total portofolio pinjaman Bank DBS Indonesia yang mencapai Rp63,44 triliun pada tahun lalu.

Secara sektoral, sustainable financing yang dikucurkan Bank DBS Indonesia mayoritas mengalir ke sektor bangunan ramah lingkungan dan energi terbarukan dengan porsi masing-masing 44,25% dan 33,65%. Selain itu, Bank DBS Indonesia juga menyalurkan pembiayaan berkelanjutan ke sektor efisiensi energi, transportasi ramah lingkungan, produk eco-efficient, dan kegiatan bisnis lain yang ramah lingkungan.

Executive Director Institutional Banking Group Bank DBS Indonesia Heru Gautama Hatman memaparkan sustainable financing merupakan komponen utama dari Pilar kerja keberlanjutan 1 Bank DBS yaitu: Responsible Banking. Pilar tersebut menjadi panduan bagi Bank DBS Indonesia untuk meningkatkan kontribusi terhadap ekosistem berkelanjutan melalui penyaluran pinjaman dan peluang investasi.

Sejalan dengan pilar tersebut, Bank DBS Indonesia mengintegrasikan prinsip berkelanjutan ke dalam solusi pembiayaan dan perbankan, serta mendukung nasabah untuk bertransisi menuju model bisnis rendah karbon.

“Dalam 2 tahun terakhir, tren penyaluran sustainable financing terus meningkat. Saat ini, para pelaku bisnis sudah mulai proaktif dalam mencari pembiayaan berkelanjutan sejalan dengan program mereka menuju net zero maupun dekarbonisasi,” papar Heru kepada Bisnis, baru-baru ini.

Bank DBS Indonesia, lanjut Heru, menyediakan beragam produk sustainable financing yang dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan nasabah korporasi. Dua di antaranya Green Loan dan Sustainability Linked Loan.

Heru memaparkan Bank DBS Indonesia juga menyalurkan Social Loans untuk mendukung pendanaan yang ditujukan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk UMKM yang dikelola oleh perempuan demi mendorong gender equality.

Ke depan, Bank DBS Indonesia melihat besarnya peluang sustainable financing di Indonesia. Meski demikian, terdapat berbagai tantangan seperti dari sisi kesadaran korporasi untuk memprioritaskan ESG, pengumpulan data-data pendukung, dan kompetisi dengan bank lain.

“Untuk 2024—2025, kami membidik double-digit growth berdasarkan pipeline yang sedang kami garap,” imbuhnya.

Heru menilai setiap sektor memiliki potensi untuk mengintegrasikan nilai ESG ke dalam operasional bisnis korporasi, dan Bank DBS Indonesia siap untuk bermitra dengan debitur dan menjajaki peluang sustainable financing.

Lincahnya aksi penyaluran Bank DBS Indonesia sudah tergambar pada paruh pertama 2024. Baru-baru ini, Bank DBS Indonesia menyalurkan dana sosial Uncommitted Revolving Credit Facility senilai Rp1 triliun kepada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam program MEKAAR.

Selain itu, Bank DBS Indonesia menyalurkan fasilitas kredit sebesar US$10 juta kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk. (INDR). Managing Director dan Group CFO Indorama V.S. Baldwa menyebut pembiayaan dari Bank DBS Indonesia mendukung agenda keberlanjutan perseroan.

“Indorama telah membuat komitmen yang signifikan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan proyek ini merupakan langkah penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari grup kami yang juga sejalan dengan Sustainability Improvement Plans Indorama,” Baldwa.

Sementara itu, Wakil Di­rektur Utama PT TBS Energy Utama Tbk. Pandu Sjahrir mengatakan Bank DBS Indonesia sudah punya rekam jejak di sektor keberlanjutan.

“Bank DBS Indonesia terus melanjutkan komitmen ESG dengan menyediakan sustainable advocacy and financing bersama dengan klien yang memiliki tingkat kematangan ESG yang berbeda-beda,” kata Pandu.

Di luar solusi pembiayaan, Bank DBS Indonesia juga menyediakan advisory solution dan sharing insights bagi nasabah korporasi. Misalnya, dengan mendampingi korporasi yang melirik opsi merger dan akuisisi perusahaan rendah karbon.

Untuk segmen ritel, Bank DBS Indonesia telah meluncurkan tabungan multifungsi Green Savings yang dirancang agar nasabah dapat berkontribusi pada aspek sosial dan lingkungan dengan mengalokasikan sekitar 50% dari bunga untuk didonasikan kepada mitra pemberi dampak sosial, yakni Yayasan Tangan Pengharapan dan Krakakoa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper