Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan cat terafiliasi konglomerat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk. (AVIA) terpilihnya sebagai salah satu konstituen saham Indeks SRI-KEHATI periode 3 Juni 2024 – 29 November 2024.
Direktur Operasional dan Pengembangan AVIA Robert Tanoko menyatakan bahwa perseroan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri cat, resin, kemasan kaleng, dan mortar berkomitmen untuk terus menunjukkan kinerja ESG yang baik. Tidak hanya untuk keberlanjutan jangka panjang perusahaan, tetapi juga sebagai upaya perlindungan lingkungan dan memastikan dampak yang positif bagi seluruh pemangku kepentingan perusahaan.
“Terpilihnya AVIA masuk sebagai konstituen indeks ini menunjukan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan upaya pengelolaan manajemen berkelanjutan yang peduli terhadap lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Saat ini, indeks SRI-KEHATI dipercaya menjadi satu-satunya referensi bagi prinsip investasi yang menitikberatkan pada isu ESG di pasar modal Indonesia,” ungkap
Indeks SRI-KEHATI adalah Indeks yang berisikan 25 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan memiliki likuiditas yang baik. Perusahaan yang menawarkan sahamnya secara terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2021 ini, tidak hanya masuk daftar Indeks SRI-KEHATI saja, namun juga masuk dalam daftar Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGSKEHATI) pada periode kali ini.
Indeks tersebut merupakan Indeks yang berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya yang mengacu pada IDX Industrial Classification (IDX-IC). Masuknya AVIA pada daftar indeks SRI-KEHATI dan ESGSKEHATI ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa setelah sebelumnya hanya berhasil masuk pada daftar Indeks ESGQKEHATI periode November 2023 - Mei 2024.
Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan pada kuartal/I 2024, AVIA membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp1,9 triliun. Pendapatan ini naik 6,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,78 triliun. Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan dengan pihak ketiga sebesar Rp1,88 triliun sementara pihak berelasi sebesar Rp20,17 miliar.
Baca Juga
Seiring dengan pendapatan yang meningkat, beban pokok penjualan ikut bertambah menjadi sebesar Rp1,01 triliun. Beban ini naik 4,58% dibandingkan dengan beban kuartal I/2023 yang tercatat sebesar Rp974,71 miliar.
Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp885,63 miliar atau lebih tinggi dari kuartal I/2023 yang tercatat sebesar Rp806,87 miliar. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp446,24 miliar atau naik 7,07% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp416,75 miliar.
Kemudian AVIA juga berhasil mencatatkan total liabilitas per Maret 2024 sebesar Rp1,30 triliun, dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,23 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp71,80 miliar.
Selanjutnya total ekuitas tercatat sebesar Rp10,16 triliun atau lebih tinggi dari posisi akhir 2023 sebesar Rp9,92 triliun. Total aset AVIA juga ikut naik menjadi Rp11,47 triliun dari sebelumnya sebesar Rp11,16 triliun.
Dilain sisi, menurut data RTI pada sesi I perdagangan Senin (3/6/2024) pukul 14.51 WIB, saham AVIA tercatat dalam kondisi melemah 2,80% atau 15 poin ke posisi Rp520 per sahamnya. Namun, sepanjang 2024 saham AVIA masih naik 4%. (Fasya Kalak Muhammad)