Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perintah Trump, Bank Ekspor Impor AS Cabut Pembatasan Pinjaman PLTU Batu Bara

Selama 12 tahun EXIM telah membatasi pinjaman untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara.
Tumpukan batu bara di depan cerobong asap industri dengan latar langit biru./Bloomberg - Waldo Swiegers
Tumpukan batu bara di depan cerobong asap industri dengan latar langit biru./Bloomberg - Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (Export-Import Bank of The United States/EXIM) mencabut pembatasan pinjaman pembangkit listrik tenaga batu bara usai perintah Presiden AS Donald Trump. 

Adapun selama 12 tahun EXIM telah membatasi pinjaman untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batu bara. 

Adapun pada 2013, kelompok lingkungan Friends of the Earth melarang dukungan EXIM untuk proyek batu bara di sebagian besar negara kecuali teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon digunakan untuk mengurangi emisinya. Bank tersebut tidak membiayai pembangkit listrik tenaga batu bara apa pun sejak pembatasan tersebut berlaku.

Keputusan tersebut diambil hanya beberapa minggu setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengarahkan ExIm, International Development Finance Corporation, dan lembaga federal lainnya untuk memastikan kebijakan mereka tidak menghalangi proyek pertambangan dan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Menurut Badan Energi Internasional, batubara merupakan bahan bakar fosil yang paling intensif karbon dan memasok sekitar sepertiga pembangkitan listrik dunia. Permintaan batu bara telah menurun di negara-negara maju tetapi masih meningkat secara global.

Dilansir dari Bloomberg, EXIM mengatakan telah dilakukan pemungutan suara dewan direksi dimana berarti prosedur dan pedoman uji tuntas lingkungan dan sosial (ESPG) internal bank kini selaras dengan mandat Trump yang terpisah, yang ditandatangani pada hari pertamanya menjabat, untuk mengutamakan kepentingan AS dalam mengembangkan perjanjian internasional. 

“Proyek pembangkit listrik tenaga batu bara akan terus tunduk pada ketentuan ESPG yang tersisa dengan cara yang sama seperti proyek lainnya,” kata bank tersebut.

Para pegiat konservasi mengecam langkah untuk menggelontorkan dana pembayar pajak untuk proyek batu bara asing pada saat pemerintahan Trump bergerak untuk memangkas pendanaan pemerintah dan bantuan internasional.

Para pegiat konservasi menilai hal tersebut hanya kekecewaan terbaru oleh Bank Ekspor-Impor. Meskipun telah lama dipandang sebagai pemberi pinjaman potensial untuk proyek energi bebas emisi di luar negeri, namun bank tersebut justru telah menjadi sumber dukungan yang terus-menerus untuk proyek bahan bakar fosil baik di bawah presiden demokrat maupun republik.

Misalnya, di bawah mantan Presiden Joe Biden, bank tersebut terus memberikan pinjaman untuk proyek minyak dan gas di luar negeri, dengan para pendukung EXIM menekankan bahwa piagamnya melarang penolakan pembiayaan hanya berdasarkan industri, sektor, atau bisnis. Piagam bank tersebut juga memberdayakannya untuk memblokir dukungan untuk proyek-proyek yang didasarkan pada masalah lingkungan.

Manajer Program Keuangan Internasional Friends of the Earth Kate DeAngelis mengatakan pada dasarnya mengatakan bahwa pemerintah AS tidak lagi mendukung proyek-proyek yang menyelamatkan orang tetapi mendukung proyek-proyek yang membunuh orang.

"Mengapa kita masih membiarkan lembaga ini ada?," ujarnya. 

Sebelum Trump kembali ke Gedung Putih, Uni Eropa, Inggris, dan AS mendorong untuk membatasi pembiayaan lembaga kredit ekspor untuk proyek-proyek bahan bakar fosil global. Namun, upaya itu gagal tahun lalu di minggu-minggu terakhir pemerintahan Biden.

Keputusan bank tersebut kemungkinan akan mengintensifkan pengawasan terhadap perannya dan memicu lebih banyak pertanyaan dari para anggota parlemen yang kritis tentang apakah otorisasi kongresnya harus dibiarkan berakhir tahun depan.

"Perubahan ini menggeser kebijakan EXIM kembali ke masa ketika lembaga ini menjadi salah satu pemodal terbesar proyek batu bara di luar negeri di dunia," kata Direktur Strategis Senior Iklim Internasional untuk Natural Resources Defense Council Jake Schmidt. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper